Tak mudah untuk bisa sukses jadi e-commerce di Indonesia. Apalagi dengan banyaknya praktik tipu-tipu di internet. Otomatis, masalah keamanan jadi harga mati yang tak bisa ditawar-tawar lagi saat berjualan online. Prinsip ini coba dipertahankan oleh Rakuten.
Dibandingkan situs e-commerce lainnya, Rakuten memang mengusung model bisnis yang berbeda, yakni B2B2C -- business to business to consumer. Yang artinya, mereka hanya menyediakan marketplace layaknya pengelola mal atau pasar secara online.
Rakuten tak pernah berjualan produk langsung, hanya menyediakan fasilitas untuk para merchant alias pedagangnya saja. Metode ini dinilai Yas paling cocok untuk bisnis e-commerce di negara manapun, karena lebih aman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah lulus legal check untuk pendaftaran merchant, kita akan cek dulu produknya. Kalau ketahuan palsu dari awal jelas tidak akan kami loloskan," kata Yasunobu Hashimoto, Director Rakuten Belanja Online, saat ngobrol dengan detikINET di kantornya, Tower 88 di Kota Kasablanka, Jakarta.
"Setelah lolos verifikasi dan diterima jadi merchant pun tim legal kami akan terus patroli. Kalau ada yang tak beres pada produk jualannya, ya kami tak akan segan-segan untuk menutup tokonya," tegas Yas -- panggilan akrab Yasunobu.
Metode pengamanan lainnya adalah dalam pembayaran. Saat terjadi transaksi -- baik itu lewat transfer bank, ATM, kartu kredit, cash on delivery (COD) -- uang yang dibayarkan oleh pembeli tidak langsung diterima oleh penjual atau merchant, tapi disimpan dulu oleh Rakuten sampai pembeli benar-benar yakin akan produk yang dibelinya tanpa ada keluhan.
"Baru setelah itu, uangnya kami bayarkan ke merchant. Kami sengaja bikin seperti ini untuk menjaga keamanan dan kenyamanan pembeli di marketplace Rakuten," kata pria kelahiran Jepang yang punya potongan rambut nyentrik ini.
Rakuten yang telah tiga tahun mencoba peruntungannya di bisnis e-commerce Indonesia, sejauh ini telah memiliki 600 merchant premium yang memasarkan sekitar 600 ribu jenis produk di situsnya, rakuten.co.id.
Berdasarkan hasil Rakuten e-commerce index, 74% pebelanja Indonesia memesan produk fashion dan aksesoris secara online, diikuti dengan produk elektronik (47,5%), produk kesehatan dan kecantikan (39,2%), makanan dan minuman (31,2%) peralatan kecil (30,7%) dan buku/majalah (29,8%).
(rou/fyk)