Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Menelusuri Jejak Iklan Kampanye Hitam di Browser

Menelusuri Jejak Iklan Kampanye Hitam di Browser


- detikInet

Tampilan kampanye hitam di browser
Jakarta - Pemilihan Presiden Indonesia 2014 akan ditentukan hari ini oleh warga Indonesia. Kendati demikian, masih ada salah satu masalah yang disisakan, yakni banner iklan black campaign di sejumlah situs online.

Beberapa waktu lalu, memang ada kampanye hitam di situs internet yang nyatanya si pelaku turut memanfaatkan malware (program jahat) untuk memuluskan aksinya.

Salah satunya terkait keberadaan situs www.hen********wo.com yang belakangan bikin heboh. Dari namanya sudah jelas bahwa isinya jadi alat untuk menjatuhkan salah satu capres.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlepas dari kebenaran konten yang dipublikasikan situs tersebut, hal menarik dari situs ini adalah ia turut 'dipromosikan' sebuah malware. Sehingga bisa muncul di situs-situs besar Tanah Air.

Ironisnya, si pemilik situs besar ini tak tahu menahu soal banner black campaign itu. Sebaliknya, pengguna awam mengira bahwa ini merupakan andil dari si pemilik situs. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah, komputer korban telah terinfeksi sehingga muncul iklan penyusup tersebut.

"Pada mulanya kami mengira bahwa hal ini disebabkan oleh adware sejenis Mobogenie yang memang marak mengganas di Indonesia dan bersama dengan Trojan internet banking paling banyak terdeteksi oleh Gdata," kata pakar keamanan internet dari Vaksincom Alfons Tanujaya, kepada detikINET, Rabu (9/7/2014).

Namun setelah melalui pengetesan lebih jauh lagi, pada salah satu situs yang ditengarai menampilkan iklan kampanye hitam tersebut sampai saat ini iklan tersebut muncul pada semua perangkat, baik yang menggunakan Windows, Mac ataupun perangkat Android.

"Hal ini membuat ragu dan meskipun adnxs memang merupakan adware yang banyak beredar, namun agak tidak masuk akal jika seluruh komputer di dalam satu jaringan bisa terinfeksi oleh adware yang sama," jelasnya lagi.

Ditambahkan olehnya, penelusuran dilanjutkan dengan mengecek router, apakah ada pengalihan DNS dan memastikan untuk menggunakan DNS Google yang selama ini cukup handal. Celakanya, meskipun sudah menggunakan DNS Google, kampanye hitam tersebut juga muncul sehingga disimpulkan masalah tidak disebabkan oleh DNS.

Jika bukan DNS dan malware, tentunya kesimpulan akhir ada pada pemasang iklan. Dan setelah diselidiki lebih jauh, iklan muncul dalam 2 bentuk. salah satunya adalah banner dengan ukuran 720x90.

"Menurut pengamatan Vaksincom, iklan ini ditampilkan secara selektif dengan waktu yang ditentukan oleh pemasang iklan dan area iklan yang juga hanya tampil pada IP-IP Indonesia dan menurut pengetesan kolega Vaksincom di Singapura, iklan ini tidak tampil jika dilihat menggunakan IP Singapura," tandasnya.

Satu cara yang efektif untuk tidak terpapar oleh kampanye hitam ini adalah menggunakan program Ad blocker yang secara otomatis akan menghilangkan tmapilan iklan dari situs yang anda kunjungi.

(tyo/tyo)







Hide Ads