Pertama, mereka harus menempuh perjalanan sangat jauh menuju toko. Setelah itu, mereka dikenakan biaya US$2 untuk mengisi ulang alat komunikas, yang biasanya tenaganya didapat dari baterai mobil dan panel tenaga surya.
Namun untung ada 2 'penyelamat' yang memutar otak untuk membebaskan warganya dari kondisi ini. Jeremiah Murimi (24) and Pascal Katana (22), dua pelajar Kenya telah berhasil menemukan cara baru yang unik untuk mengisi ulang baterai ponsel, tanpa perlu bersusah payah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana alat ini bekerja? Dua pelajar cerdas ini mengoperasikan charger pintar tersebut dengan cara mencolokkannya ke dinamo yang biasanya ada di roda belakang sepeda milik warga Kenya. Warga Kenya biasanya menjual sepeda lengkap dengan dinamo yang digunakan untuk menghidupkan lampu depan.
Setelah dicolokkan, maka yang harus dilakukan penggunanya adalah mengayuh sepedanya untuk mengalirkan tenaga dinamo tersebut. Katana menjelaskan, ia butuh satu jam mengayuh sepeda untuk membuat ponselnya fully charge.
Alat seperti ini memang bukanlah yang pertama kalinya dicipatakan, namun di Kenya ini adalah yang perdana. "Sekarang ini mengisi ulang baterai ponsel sangatlah mahal. Dengan charger baru ini aku berharap isi ulang baterai ponsel menjadi lebih ekonomis dan mudah," ujar Katana.
Mereka mengaku, memanfaatkan barang-barang tak terpakai untuk menciptakan alat berukuran kecil tersebut. Berbagai permintaan untuk alat inipun datang dari sejumlah pihak, termasuk dari organisasi non-pemerintah. Dilansir detikINET dari BBC, Senin (27/7/2009), kini mereka tengah mencari cara untuk memproduksinya secara massal. (sha/faw)