×
Ad

Harga Galaxy Z TriFold Dijual Selangit Tapi Samsung Merugi, Kok Bisa?

Adi Fida Rahman - detikInet
Selasa, 30 Des 2025 07:45 WIB
Harga Galaxy Z TriFold Dijual Selangit Tapi Samsung Merugi, Kok Bisa? Foto: Adi Fida Rahman/detikINET
Jakarta -

Samsung baru saja menggebrak pasar teknologi dengan meluncurkan Samsung Galaxy Z TriFold, ponsel lipat tiga pertama mereka yang digadang-gadang sebagai masa depan industri smartphone. Namun, di balik kemewahan dan harga jualnya yang selangit, muncul kabar mengejutkan: Samsung dikabarkan merugi untuk setiap unit yang terjual.

Laporan tersebut diungkap oleh media Korea Selatan The Bell, yang menyebut biaya produksi Galaxy Z TriFold lebih tinggi dibandingkan harga jualnya di pasar domestik. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar di kalangan pengamat industri: bagaimana mungkin ponsel dengan banderol puluhan juta rupiah justru dijual merugi?

Tak Cukup Tutup Biaya Produksi

Di Korea Selatan, Galaxy Z TriFold dilaporkan dijual dengan harga sekitar USD 2.440 atau setara Rp 40 jutaan. Angka ini memang terbilang sangat tinggi untuk sebuah smartphone. Namun menurut The Bell, biaya produksi perangkat ini melampaui harga jual tersebut.

Hal ini cukup kontras dengan strategi Samsung selama ini, yang dikenal piawai menekan biaya komponen demi menjaga margin keuntungan, termasuk dengan menyesuaikan spesifikasi hardware. Pada Galaxy Z TriFold, Samsung tampaknya memilih jalur berbeda dengan memprioritaskan inovasi teknologi dibanding efisiensi biaya.

Samsung Galaxy Z TriFold Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

Salah satu kunci memahami strategi ini adalah posisi Galaxy Z TriFold itu sendiri. Perangkat ini bukan produk massal yang ditargetkan untuk penjualan volume besar. Samsung hanya menjualnya secara terbatas di beberapa pasar tertentu.

Galaxy Z TriFold lebih berperan sebagai technology showcase atau demonstrasi kemampuan teknis Samsung di segmen foldable. Dengan kata lain, tujuan utamanya bukan mengejar keuntungan langsung, melainkan memperkuat citra sebagai pemimpin inovasi ponsel lipat di pasar global.

Namun yang mengejutkan harga Galaxy Z TriFold di luar Korea Selatan justru lebih tinggi. Di Uni Emirat Arab (UAE), misalnya, perangkat ini dilaporkan dijual dengan harga sekitar USD 3.260.

Perbedaan harga ini memunculkan dugaan bahwa Samsung melakukan subsidi silang, di mana harga yang lebih tinggi di pasar tertentu digunakan untuk menutup sebagian kerugian dari penjualan di pasar domestik Korea Selatan. Strategi semacam ini bukan hal baru di industri teknologi, terutama untuk produk eksperimental dengan volume terbatas.

Dampak ke Galaxy S26 dan Biaya Komponen

Laporan The Bell juga menyoroti tantangan Samsung ke depan, khususnya dalam menentukan harga seri Galaxy S26. Biaya komponen utama dilaporkan mengalami kenaikan signifikan, mulai dari memori, panel OLED, hingga modul kamera.

Samsung Galaxy Z TriFold Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

Selain itu, strategi penggunaan prosesor turut memengaruhi struktur biaya. Samsung diperkirakan akan menggunakan kombinasi chipset Snapdragon dari Qualcomm dan Exynos buatan sendiri. Namun, Snapdragon disebut akan mendominasi hingga 75 persen produksi Galaxy S26.

Masalahnya, chipset Snapdragon memiliki harga lebih mahal dibandingkan Exynos dengan performa setara. Ketergantungan yang lebih besar pada Snapdragon berpotensi menekan margin keuntungan Samsung di lini flagship reguler.

Para pengamat industri memprediksi bahwa jika Samsung tidak segera menemukan cara untuk menekan biaya produksi, harga penerus Galaxy S25 kemungkinan besar akan mengalami kenaikan signifikan saat diluncurkan nanti.

Para analis industri kini menunggu langkah Samsung selanjutnya, terutama dalam menyeimbangkan inovasi, biaya produksi, dan strategi harga pada peluncuran Galaxy S26 mendatang.



Simak Video "Video: Beredar Nama dan Harga HP Lipat Tiga Samsung!"

(afr/afr)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork