Harga iPhone 14 Pro dan iPhone 14 Pro Max dipangkas besar-besaran oleh distributor Apple di China. Diskon ini ditebar di tengah lesunya permintaan ponsel di Negara Tirai Bambu.

Platform e-commerce JD.com, salah satu distributor resmi Apple, memberikan diskon 800 yuan (Rp 1,7 jutaan) untuk iPhone 14 Pro dan iPhone 14 Pro Max. Harga baru iPhone 14 Pro menjadi 7.199 yuan (Rp 16 jutaan) dan iPhone 14 Pro Max 8.199 yuan (Rp 18 jutaan).

Suning, distributor besar lainnya, juga menjual iPhone 14 Pro dengan harga 7.199 yuan dan iPhone 14 Pro Max 8.199 yuan setelah diskon. Distributor di Kota Shenzhen uga mulai memangkas harga produk yang sama sebesar 700 yuan.

Meski begitu, situs resmi Apple di China masih memasang harga normal. iPhone 14 Pro dijual dengan harga mulai dari 7.999 yuan dan iPhone 14 Pro Max mulai dari 8.999 yuan, seperti dikutip dari CNBC, Rabu (8/2/2023).

Apple selalu mengontrol harga produknya di China dengan sangat ketat, dan diskon besar-besaran seperti ini sangat jarang terjadi. Perusahaan yang berbasis di Cupertino ini terakhir kali mengizinkan distributor di China untuk memangkas harga iPhone pada Juni 2020, saat China mulai membuka ekonominya setelah lockdown COVID-19 pertama.

Diskon ini dilakukan menjelang akhir libur Tahun Baru China, di mana peritel mulai bersiap untuk menghadapi musim belanja sebelum tahun ajaran baru dimulai. Tidak diketahui sampai kapan diskon ini akan berlaku.

Potongan harga ini juga ditawarkan setelah lemahnya penjualan ponsel di China pada tahun 2022. Pengapalan ponsel di China mencapai 285,8 juta unit pada tahun 2022, turun 13,2% year-on-year, dan pertama kalinya turun di bawah 300 juta unit dalam 10 tahun terakhir, menurut data IDC.

IDC juga melaporkan pengapalan iPhone di China turun hingga 4% pada tahun 2022. Dalam laporan keuangan untuk Q1 2023, Apple melaporkan penjualan iPhone turun sekitar 5% dibandingkan tahun sebelumnya.

Apple memang sempat kesulitan memenuhi permintaan terhadap iPhone 14 Pro dan iPhone 14 Pro Max yang tinggi. Varian iPhone 14 termahal ini sempat menjadi barang langka setelah produksi di pabrik Foxconn terganggu akibat lonjakan kasus COVID-19 dan protes karyawan.