Polisi Malaysia Berburu Tambang Bitcoin Liar Pakai Drone
Hide Ads

Polisi Malaysia Berburu Tambang Bitcoin Liar Pakai Drone

Anggoro Suryo Jati - detikInet
Rabu, 23 Feb 2022 06:45 WIB
DJI Mavic 3
Ilustrasi drone. Foto: DJI
Jakarta -

Malaysia tercatat sebagai negara dengan penambang kripto terbanyak ke-6 di dunia. Namun hal itu malah menimbulkan masalah, karena kebanyakan penambangan itu dilakukan secara ilegal.

Para penambang itu mencuri listrik untuk menghidupi ratusan (bahkan ribuan) alat penambang bitcoin. Tentu saja hal ini membuat pihak berwajib kerap merazia tambang ilegal tersebut.

Selama 2021, ada 528 orang yang ditangkap dan peralatan tambang senilai USD 13 juta yang disita. Naik jauh ketimbang tahun sebelumnya, yang hanya ada 26 orang ditangkap dengan perangkat senilai USD 301 ribu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kebanyakan para penambang ilegal ini beroperasi di area industri, terutama di Selangor, Kuala Lumpur, Perak, dan Penang. Pasalnya area ini terisolasi, sehingga warga sekitar pun tak akan mendengar suara kipas dari mesin yang berisik ataupun suhu yang meningkat.

ADVERTISEMENT

Lalu, bagaimana polisi Malaysia bisa menemukan tambang-tambang ilegal tersebut? Mereka menggunakan drone yang dilengkapi perlengkapan khusus untuk mendeteksi panas. Karena, tambang-tambang tersebut jelas menghasilkan panas yang tinggi dari mesin penambang yang digeber sepanjang hari.

Namun pendeteksian awal dilakukan oleh perusahaan listrik Tenaga Nasional Berhad (TNB). Mereka mencari daerah yang penggunaan listriknya tinggi namun tagihan listriknya rendah.

Daerah-daerah yang "memenuhi syarat" itu kemudian dilaporkan ke polisi untuk kemudian dicek menggunakan drone, yaitu untuk menemukan panas yang dibuang ke udara, demikian dikutip detikINET dari Mashable.

Jika sudah terdeteksi dan kemudian digerebek, barulah pemerintah Malaysia memberikan hukuman yang harapannya bisa membuat para penambang itu kapok. Yaitu dengan melindas mesin penambang yang disita itu dengan kendaraan berat seperti stoom.

Seperti yang dilakukan pemerintah Malaysia di Serawak pada Juli 2021 lalu. Saat itu ada 1.069 alat tambang kripto seperti Bitcoin dan Ethereum yang dihancurkan dengan dilindas.




(asj/afr)