Baterai yang boros menjadi salah satu alasan banyak orang belum mau beralih ke smartwatch. Dalam sekali pengisian baterai, umumnya smartwatch mampu bertahan dalam waktu 24 jam sehingga pengguna harus bolak balik melepas dan mengisi baterainya. Jika ingin lebih awet, pengguna bisa menonaktifkan beberapa fitur yang aktif.
Melihat permasalahan ini, salah satu produsen smartwatch Garmin kemudian menyematkan fitur teknologi solar pada rangkaian seri smartwatch multisport premiumnya. Teknologi ini akan memperpanjang daya tahan baterai karena memanfaatkan paparan sinar matahari sehingga pengguna tak perlu bolak-balik mengisi ulang baterainya.
Teknologi ini pertama kali disematkan pada fenix 6X Pro Solar tahun lalu dan kini disematkan juga pada seri Instinct Solar Edition, Instinct Tactical, Instinct Surf Edition, fenix 6, dan fenix 6 Pro. Penggunaan teknologi ini diklaim menjadikan Garmin sebagai brand smartwatch multisport pertama di Indonesia yang menerapkan tenaga surya untuk pengisian daya baterai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Garmin Mulai Pulih dari Serangan Ransomware |
Selain teknologi solar, Garmin juga memperbarui berbagai fitur yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang memiliki atau ingin mulai menerapkan gaya hidup aktif. Fitur yang dihadirkan memungkinkan pengguna melakukan lebih banyak hal hanya dengan smartwatch dalam genggaman. Adapun beberapa upgrade yang bisa dirasakan dari Garmin Solar Edition adalah sebagai berikut.
Melakukan Berbagai Aktivitas Fisik yang Digemari Lebih Lama
Garmin menambahkan panel solar yang bisa dilihat pada layarnya dengan 100% tingkatan fotovoltaik. Artinya panel tersebut mampu menangkap 100% sinar matahari untuk diubah menjadi tenaga solar.
Dengan teknologi ini, smartwatch Garmin bisa bertahan hingga dua kali lipat lebih lama jika terpapar sinar matahari. Bahkan Instinct Solar Edition memiliki daya baterai tak terhingga dengan mode Battery Saver dan terpapar sinar matahari.
Memantau Energi dan Kondisi Tubuh Setiap Saat
Garmin menghadirkan fitur Body Battery yang memungkinkan penggunanya bisa memantau penggunaan energi dalam tubuh. Body Battery menunjukkan energi yang dimiliki tubuh dengan skala 1-100 layaknya baterai smartphone dengan mengombinasikan detak jantung, tingkat stres, dan catatan aktivitas.
Saat angka yang muncul tinggi, ini berarti pengguna memiliki energi cukup untuk latihan atau berolahraga. Sebaliknya, ketika angka yang muncul rendah, pengguna sangat dianjurkan untuk beristirahat dan menghemat energi.
Meminimalisir Kemungkinan Sakit Secara Tiba-tiba
Garmin juga menghadirkan fitur Pulse Ox pada smartwatch-nya yang memungkinkan pengguna untuk memantau performa SpO2 (kadar oksigen dalam darah) setiap harinya. Pemantauan SpO2 adalah hal yang penting untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan seperti sesak napas, jantung berdebar, pusing, atau sejenisnya.
Walaupun Garmin bukan perangkat medis dan tidak dimaksudkan untuk digunakan dalam diagnosis atau pemantauan kondisi medis yang menjadi acuan data saat melakukan pemeriksaan ke rumah sakit, tetapi Garmin mampu menyampaikan informasi kondisi kesehatan penggunanya kapanpun dan dimanapun. Bila SpO2 terindikasi rendah, maka menandakan pengguna perlu memeriksakan lebih lanjut fisiknya ke tenaga medis.
Dengan Garmin Solar Edition, pengguna bisa melakukan banyak hal lebih lama seperti tujuan awal inovasi Garmin, yakni 'do what you love longer'.
Garmin Solar Edition tersedia di Urban Republic, Garmin Brand Store, dan semua gerai Garmin dengan harga retail mulai Rp 5.999.000 untuk Instinct Solar Edition dan Rp 13.499.000 untuk fenix 6 dan 6S Solar Edition. Garmin memiliki berbagai pilihan warna menarik yang bisa dilihat di garmin.co.id.
(akn/ega)