Hal ini terindikasi dari pernyataan Lei Jun, bos besar Xiaomi. Sosok CEO yang juga pendiri Xiaomi itu sudah menyatakan keinginan menanggalkan reputasi smartphone dengan harga di bawah 2.000 yuan (Rp 4,2 juta).
Baca juga: Selamat Tinggal Harga Murah Ponsel Xiaomi |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sudah mengatakan secara internal bahwa ini bisa jadi akan menjadi terakhir kalinya kami mematok harga di bawah 3.000 yuan (Rp 6,3 juta). Di masa yang akan datang, ponsel kami mungkin akan lebih mahal, tidak jauh, tapi sedikit lebih mahal," katanya.
Baca juga: Xiaomi Mi 9 Resmi Diluncurkan, Ini Harganya |
Pernyataan itu tentu menarik mengingat eksistensi Xiaomi, yang sedari kali pertama merilis ponsel pada Agustus 2011 sudah kadung lekat dengan cap ponsel murah.
(Halaman berikutnya: Kenapa Xiaomi Mau "Jual Mahal"?)
Kenapa Xiaomi Mau 'Jual Mahal'?
Lei Jun, pendiri sekaligus CEO Xiaomi. (Foto: Getty Images)
|
Pertama-tama, Xiaomi sejak awal selalu mengklaim ingin terus mempertahankan margin keuntungan di level 5%. Perusahaan China itu bahkan lebih memilih "jualan iklan" di dalam ponsel ketimbang memperlebar selisih biaya pembuatan dengan harga barang.
Nah, salah satu dugaan kenapa Xiaomi berencana kini mau menjual HP dengan lebih mahal adalah karena kebutuhan dalam menghadapi persaingan. Harga jual lebih mahal bisa bikin mereka lebih fleksibel dalam menggarap ponsel dengan segala macam inovasi dan teknologi, agar tidak ketinggalan dari para pesaing. Itu sulit dilakukan jika harus mempertahankan harga jual kurang dari 2.000 yuan.
Lei Jun sendiri pernah bilang bahwa misi Xioami adalah juga menyoal inovasi, kualitas, desain, dan pengalaman pengguna. Jadi tak semata membanderol produknya dengan harga terjangkau, walaupun faktor itu pun turut masuk jadi salah satu misi besar mereka.
Baca juga: Harga Murah Bikin Xiaomi Berdarah-darah? |
Rencana berinovasi lebih jauh lagi, atau mungkin juga ingin melenyapkan iklan dalam ponsel demi bikin pengguna lebih nyaman, itulah yang diduga kuat ikut mendorong Xiaomi mau "jual mahal".
(Halaman berikutnya: Keberadaan Redmi)
Xiaomi 'Jual Mahal', Yang Murah Ada di Redmi
Redmi Note 7. (Foto: Dok. Xiaomi)
|
Menilik asal-usul, Redmi sebenarnya merupakan salah satu seri dari smartphone Xiaomi. Dulu, Redmi masih berjejeran bareng seri-seri Xiaomi lainnya yakni Mi, Mi Note, Mi Max, dan juga Mi Mix.
Sekarang ini Xiaomi secara resmi sudah mengumumkan bahwa Redmi akan beroperasi sebagai brand independen untuk "menghadirkan smartphone yang hadir dengan extreme value for money" dan "semakin mempercepat kemajuan ekspansi global Xiaomi".
Bagian mengenai "extreme value for money" pada ponsel Redmi tentu terdengar amat familiar karena persis itulah cap yang dulu melekat pada smartphone Xiaomi secara general. Maka, Xiaomi terindikasi sudah menyerahkan tongkat estafet "HP murah" ke Redmi.
"Redmi akan terus fokus dalam penelitian dan pengembangan pada smartphone yang memiliki kualitas superior dengan biaya yang terjangkau, sekaligus mempercepat ekspansi di pasar global!" ucap Lei Jun.
Jadi, walaupun Xiaomi akan mulai "jual mahal" di produk smartphone-nya, ini tampaknya sekadar urusan strategi pelabelan semata. Buat yang sensitif harga tak perlu berduka, masih ada Redmi -- yang tak lagi hadir sebagai salah satu seri Xiaomi melainkan (sub)brand tersendiri.