BlackBerry resmi memperpanjang kontrak John Chen selaku CEO hingga lima tahun ke depan. Hal ini membuatnya akan memimpin perusahaan asal Kanada tersebut hingga 2023.
Chen, yang menjabat sebagai CEO BlackBerry sejak November 2013, dianggap mampu 'mengembalikan napas' mantan pemimpin pasar ponsel global ini. Salah satu keputusan terbesarnya adalah keluar dari bisnis ponsel dan membangun kembali usaha perusahaan tersebut. Ponsel BlackBerry memang masih ada namun dibuat dengan lisensi oleh pihak ketiga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Obama Ketika Masih Lengket dengan BlackBerry |
"John sukses mengembalikan kembali kekuatan dan aset perusahaan pada Enterprise of Things (EoT), yang notabene merupakan kategori dengan potensi sangat besar," ujar Prem Watsa, Pimpinan Direksi BlackBerry, seperti detikINET kutip dari Reuters, Jumat (16/3/2018)
Hal senada pun diucapkan oleh Chen. "Kami akan bergerak lebih jauh lagi dalam dunia yang saya sebut sebagai dunia EoT atau IoT. Ini merupakan pasar yang besar, dan terus bertumbuh. Kami sangat beruntung bisa bermain dengan baik di sini," katanya.
Selain itu, BlackBerry pun mencatatkan pertumbuhan kapitalisasi pasar sebesar 134% untuk dapat menyentuh angka USD 16,1 miliar (Rp 221 triliun) saat ini. Dengan perpanjangan kontrak ini, pihak BlackBerry mengatakan bahwa gaji pokok dan sejumlah insentif yang diterima oleh Chen nanti tidak akan berubah. (fyk/fyk)