Aturan TKDN kurang lebih sudah berjalan sejak akhir tahun 2015 lalu. Tiap tahun, persentase aturan ini terus meningkat, dari 20% di tahun 2016 menjadi 30% di tahun 2017. Asus mengaku sudah lama memproduksi ponselnya di Indonesia.
"Asus sendiri sudah bekerjasama dengan pabrik PT. Satnusa Persada di Batam selama satu setengah tahun, dari zaman TKDN 20%. Untuk tahun ini kami berusaha untuk menyanggupi TKDN 30% ini dengan cara CKD (Complete Knock Down), yakni merakit PCB di Indonesia," terang Cindy Ferlani, Product Manager Smartphone System BG Asus Indonesia ditemui detikINET di Grand Indonesia, Jakarta, Selasa (7/2/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diakui Ferlani, saat ini perhitungan TKDN yang dipakai oleh Asus masih menggunakan standar tahun 2016 lalu, yakni sekitar 21%. Pihaknya lebih menitikberatkan TKDN dari segi hardware.
Terakhir Ferlani mengakui bahwa TKDN ini dianggap membawa dampak terhadap ongkos produksi ponsel itu sendiri. Tapi ia mengaku itu bukan masalah karena sudah merupakan aturan dari pemerintah.
"Saya rasa semua produksi pasti berimbas pada cost production itu sendiri, karena kami produksi di lokal, mengurus surat-surat dan sebagainya. Tapi kan kami harus sejalan dengan aturan pemerintah," pungkasnya. (mag/fyk)