HTC Bolt Resmi Meluncur, Tapi..

Jakarta - Tanpa pakai heboh-heboh HTC ternyata sudah mulai menawarkan ponsel terbarunya, Bolt. Namun produsen Taiwan ini tidak menjualnya sendiri, melainkan titip lewat operator seluler.

Adalah Sprint, operator yang dimaksud. Jadi HTC menjual Bolt secara eksklusif lewat perusahaan Amerika Serikat ini. Kabar yang menyebutkan kalau ponsel ini akan menggunakan nama HTC 10 Evo juga dipastikan menguap, karena HTC tetap menamai sesuai sandi yang diusungnya.

Menariknya, demi memberi kesan performa yang kencang, HTC dan Sprint juga menonjolkan pebalap lari tercepat di dunia dalam iklannya, yakni Usain Bolt. Tapi bukannya tanpa alasan, sebab bila mengacu pada spesifikasi HTC bolt cukup menjanjikan performa mumpuni.

Untuk prosesornya, HTC Bolt dipercayakan pada Snapdragon 810 yang meski lawas namun masuk dalam kategori chip kelas atas. Apalagi HTC juga memadukannya dengan RAM sebesar 3 GB guna menyodorkan performa yang makin menjanjikan.

Sementara itu bentang layarnya bakal memanjakan mata dengan ukuran mencapai 5,5 inch dan resolusi QHD (2.560 x 1.440 pixel). Beralih ke kamera, kemampuan 16 MP dengan aperture f/2.0, fitur Phase Detection Autofocus dan kecepatan shutter yang klaimnya hanya 0,3 detik siap menangkap momen penting pengguna. Kamera depannya sendiri mengusung 8 MP.

Hal menarik lainnya juga terletak di port audio. HTC ikut-ikutan Google menghilangkan port audio 3,5 mm dan memindahkan fungsinya untuk ditangani oleh port USB Type-C. Praktis, pengguna harus memilih antara mendengarkan musik via earphone BoomSound Adaptive Audio bawaannya atau melakukan pengisian daya. HTC juga menjanjikan kualitas suara Hi-Res 24-bit pada earphone bawaannya itu.

Adapun untuk baterai, kemampuan 3200 mAh diyakini cukup menangani ketahanan HTC Bolt selama seharian penuh. HTC juga membekali fitur Quick Charging 2.0 demi pengisian daya yang cepat.

Sayang Sprint tidak membeberkan harga retail ponsel yang berbagi desain dengan HTC 10 ini. Operator seluler tersebut hanya menawarkannya secara kontrak dengan nilai sebesar USD 25 per bulan atau sekitar Rp 300 ribu (USD 1 = Rp 13.300) selama 2 tahun penuh. Belum ada informasi soal peluangnya dipasarkan di luar wilayah AS. (yud/yud)