Seperti di negeri Hindustan, Z2 dipercaya untuk menggarap segmen entry level. Secara spesifik Samsung menyebut konsumen yang diincarnya adalah pengguna yang masih berkutat dengan feature phone. Apalagi Z2 disebut Samsung mengusung antarmuka yang simpel sehingga pemula pun akan langsung mudah menggunakannya.
Tapi yang paling menarik dari ponsel ini jelas terletak pada sistem operasinya. Ketika banyak ponsel percaya dengan Android, Samsung memilih membenamkan Tizen. Kelebihan antarmuka Tizen yang simpel lagi-lagi jadi alasan Samsung membenamkannya di ponsel entry level.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena mengincar segmen bawah, jangan harap spesifikasi muluk-muluk. Z2 dibekali prosesor quad core dengan kecepatan 1,5 GHz yang tak dijelaskan buatan siapa, besaran RAM-nya mencapai 1 GB, dan memori internalnya 8 GB. Ia sudah mendukung konektivitas 4G.
Kameranya terbilang standar, pengguna hanya disodorkan kemampuan 5 MP. Lalu kamera depannya, user harus puas dengan resolusi VGA. Tapi sesuai tujuannya yang ingin menjawab keinginan konsumen yang baru pindah ke smartphone dan harga murahnya, spesifikasi tersebut jadi bisa dimaklumi.
Untuk menikmati hasil jepretannya, pengguna akan berusaha dimanjakan oleh bentang layarnya yang hanya seluas 4 inch dengan resolusi 800x480 pixel.
Meski dengan spesifikasi yang biasa saja dan sistem operasi yang belum populer, Samsung tetap optimis Z2 bakal bisa diterima konsumen Indonesia. Keyakinan ini diperkuat oleh riset yang telah dilakukan sendiri oleh Samsung.
"Meski menggunakan Tizen, kami optimis (Z2) bakal diterima sangat baik. Kami juga sudah melakukan riset (penerimaan pasar)," imbuh Denny.
Tertarik memboyongnya? Untuk ukuran ponsel entry level, Z2 dibanderol dengan harga yang terjangkau. Samsung menghargai ponsel ini di angka Rp 900 ribu, tapi konsumennya akan jadi orang-orang pertama yang merasakan Tizen. (yud/fyk)