Dikutip detikINET dari BGR, Selasa (6/9/2016), Alphabet selaku induk Google memang cenderung suka mengumbar kecanggihan sebuah produk, yang awalnya bikin banyak orang terpukau. Pendekatan yang berbeda dari Apple misalnya.
"Google tidak seperti perusahaan teknologi tradisional khususnya Apple yang memilih kerahasiaan, mereka mengembangkan produk secara terbuka. Ini memang langkah bagus untuk membuat orang tertarik. Namun mungkin kurang baik untuk jangka panjang," tulis Chris Mills dari media teknologi BGR.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Hampir sama kasusnya dengan Project Ara, yang bertujuan membuat smartphone modular yang benar-benar bisa berfungsi. Ide intinya adalah, pengguna bisa melakukan upgrade ponselnya layaknya di PC. Namun akhirnya dibatalkan dengan beragam pertimbangan.
"Memang tidak ada yang aneh mengenai perusahaan yang mencoba sesuatu yang ambisius lalu menghentikan sebuah proyek. Namun yang membedakan di Alphabet adalah soal hype," sebut Chris.
Menurut Chris, Alphabet seharusnya tidak memamerkan produk yang seolah sudah jadi dan sangat canggih, padahal sebenarnya masih di tahap beta. Ia pun menyarankan agar raksasa teknologi tersebut lebih hati-hati dalam mengendalikan hype atau ekspektasi besar dari para fans.
(fyk/yud)