Meski Google tak menyebutkan alasan pasti penghentian ini, sejumlah analis mencoba menerka alasan tersebut. Salah satunya adalah ponsel jangkrik ini sulit untuk dijual karena komponen-komponen yang bisa diganti itu membuat ukurannya menjadi besar dan biaya produksinya tinggi.
Itu adalah spekulasi dari Bob O'Donnell, peneliti dari TECHnalysis, yang mengaku tak kaget dengan penghentian Project Ara tersebut. "Eksperimen ini sudah gagal, dan mereka sudah melupakannya," ujar O'Donnell.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keputusan Google ini sangat disayangkan karena banyak pihak yang sudah menunggu kehadiran ponsel jangkrik tersebut. Alasannya adalah proyek ini bisa membuat umur ponsel lebih panjang, dan bisa mengurangi jumlah sampah elektronik.
![]() |
Meski begitu, kabarnya Project Ara ini akan tetap dilanjutkan namun dikerjakan oleh pihak lain. Yaitu partner yang digandeng Google untuk membawa proyek ini ke pasar, meski lisensinya akan tetap dipegang oleh perusahaan asal Mountain View, AS itu, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Senin (5/9/2016).
Sebelumnya, di acara konferensi pers Google I/O 2016 yang berlangsung beberapa waktu lalu, Google menjanjikan versi developer dari Project Ara siap dirilis di kuartal ke-empat 2016, menyusul kemudian versi konsumennya di 2017.
Ponsel modular Google disebut-sebut akan memiliki enam slot modular yang fleksibel. Semua slot mendukung berbagai fungsi, dari kamera hingga speaker. Masing-masing slot mendukung transfer rate dengan kecepatan 11,9 Gbps dan semuanya saling terhubung melalui jaringan UniPro.
Google pun berkolaborasi dengan sejumlah brand seperti Micron, Panasonic, Toshiba, Sony dan iHealth untuk memenuhi kebutuhan dan selera pengguna merakit ponselnya.
(asj/rou)