Di atas kertas, perusahaan yang mengakuisisi Nokia adalah FIH Mobile, yang merupakan subsidiary dari Foxconn, yang merupakan perusahaan asal Taiwan.
Sejumlah pihak menganggap langkah Foxconn ini akan berdampak negatif terhadap bisnisnya di masa yang akan datang. Terutama setelah melihat perjuangan Microsoft untuk mengembangkan Nokia selama beberapa tahun ke belakang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengincar pasar di negara berkembang, Foxconn mungkin akan kembali menggeber produksi feature phone bermerk Nokia. Pada waktu yang sama, Foxconn bisa saja mengembangkan smartphone berharga murah, dengan rentang harga USD 150 - USD 300.
Smartphone dengan harga murahnya tentulah diposisikan untuk dijual di negara berkembang, dan yang harganya lebih mahal akan dijual secara global. Dengan begitu, Nokia akan tetap bisa mempertahankan eksistensinya di pasar smartphone.
Memang, pasar feature phone saat ini terus tergerus oleh smartphone, namun pasarnya diperkirakan akan tetap ada, mengingat harga smartphone yang lebih tinggi ketimbang feature phone, demikian dikutip detikINET dari Windowsreport, Senin (23/5/2016). (asj/ash)