Consumer Electronics Business Director Samsung Electronic Indonesia Agustinus Gunadharma mengatakan, adopsi perangkat smart home di Indonesia belum bisa secara keseluruhan.
Menurutnya, konsep smart home membutuhkan infrastruktur di mana berhubungan dengan koneksi internet dan adaptasi dari konsumen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, Samsung tidak lantas diam. Mereka mulai mencoba mengedukasi masyarakat dengan menghadirkan sedikit demi sedikit perangkat smart home di Indonesia.
"Kami mikirinya ke depan, memang saat ini belum. Tapi saat kami membuka wawasan bahwa teknologi ini ada bukan untuk sekadar gaya-gayaan. Tapi sebetulnya bisa memudahkan para konsumen untuk hidup yang lebih efesien dan terkontrol," papar pria berkacamata ini.
Mengenai daya beli, karena demografi Indonesia yang luas, alhasil tidak semua masyarakat bisa menikmati berbagai kemudahan yang ditawarkan smart home. Tapi Samsung yakin lambat laun masyarakat kita dapat mengadopsi ke depannya.
"Teknologi terbaru tidak hanya untuk kaum elit. Semakin berkembang, teknologi akan makin terjangkau oleh semua lapisan, termasuk smart home. Ini terbukti pada internet, lima tahun yang lalu bisa dibilang untuk kalangan tertentu. Tapi sekarang semua orang sudah mengakses internet. Ini prinsip kami dalam menghadirkan teknologi," jelas Agustinus.
![]() |
Dalam gelaran Samsung All Star, salah satu perangkat smart home yang diperkenalkan adalah mesin cuci AddWash. Mesin cuci ini dapat dikoneksikan dengan WiFi. Sehingga bisa dikontrol lewat aplikasi di ponsel.
Selain itu mesin cuci ini memiliki pintu kecil di bagian depan. Pengguna dapat menambahkan pakaian yang tertinggal, meletakkan pakaian yang hanya perlu dibilas ataupun menambahkan pelembut. Mereka cukup menekan tombol Start/Pause. (afr/ash)