Duet Maut Huawei-Leica: Menekan Ego Dua Raksasa
Hide Ads

Laporan dari London

Duet Maut Huawei-Leica: Menekan Ego Dua Raksasa

Ardhi Suryadhi - detikInet
Jumat, 08 Apr 2016 10:50 WIB
Foto: detikcom/Ardhi Suryadhi
London - Setelah sebatas rumor, kolaborasi Huawei dan Leica akhirnya terlaksana. Tak mudah memang menyelaraskan visi misi dari kedua perusahaan ini, apalagi keduanya berstatus raksasa.

Huawei merupakan perusahaan perangkat dan jaringan telekomunikasi besar asal China. Awalnya, mereka memang lebih dikenal sebagai penyedia solusi perangkat dan jaringan telekomunikasi. Namun sejak tahun 2014, Huawei mulai serius untuk mengekspansi bisnis ponsel di bawah panji Huawei Business Group yang membawahi ponsel, modem serta wearable gadget.

Adapun Leica selama ini dikenal sebagai pembuat kamera premium nan mahal. Harga termurah kamera Leica berada di kisaran puluhan juta rupiah. Tak heran, kamera Leica biasanya cuma bisa dinikmati kalangan terbatas berkantong tebal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun bagi pengguna Leica, ini bukan soal gengsi harga mahal, melainkan juga ada unsur kualitas, teknologi, serta passion tersendiri saat menekan shutter kamera Leica yang bersuara khas tersebut.

Alhasil dengan status mentereng kedua perusahaan, mereka pasti memiliki ego besar untuk direalisasikan menjadi kenyataan saat meracik produk baru. Inilah tantangan sebenarnya dalam kolaborasi Huawi-Leica saat mewujudkan seri ponsel P9.
Chengzhu Li

Chengzhu Li, Vice President Handset Strategy & Business Development Huawei menyebut, kolaborasi Huawei dan Leica mulai dijajaki sejak tiga tahun lalu. Ia bahkan menyebut jalinan yang dibangun Huawei-Leica sudah seperti pasangan yang ingin memasuki mahligai pernikahan.

"Kami harus saling mengerti apa yang masing-masing dibutuhkan, sama seperti orang yang sebelum memutuskan menikah, harus jatuh cinta dulu dari kedua belah pihak," ujarnya saat berbincang dengan sejumlah media termasuk detikINET di sela peluncuran Huawei P9 di Battersea Evolution, London, Inggris.

Sementara Joonsuh Kim, Presiden Huawei Mobile Communication Design Team mengungkapkan, diskusi yang terjadi di antara Huawe-Leica saat membahas P9 pastinya berulang kali terjadi. Hal yang dibicarakan tak cuma urusan produk. Terkait penempatan dan proporsi logo Leica juga menjadi perbincangan alot.

"Diskusi soal logo ini termasuk diskusi minor. Seperti bagaimana kami menempatkan posisi dan proporsi logo Leica dan kontrasnya, mau lebih keliatan atau tidak," ujar Joonsuh.

Sekilas sepele memang, tetapi ternyata soal posisi dan proporsi logo bakal berpengaruh besar. Sebab jika salah satu brand terlalu dominan maka itu akan mempengaruhi harmoni dari kolaborasi kedua perusahaan.

"Tapi pada akhirnya kami bisa mencapai solusi sehingga mendapat harmoni itu.Sseperti menempatkan leica logo di boks dan proporsi yang sesuai di bodi kamera," lanjutnya.

Tantangan yang datang saat mewujudkan P9 juga diakui cukup banyak. "Anda bisa bayangkan dua perusahaan besar bekerja sama dan pasti ada hal-hal yang menjadi isu," kata Joonsuh.

Huawei tentu punya gaya sendiri, begitu pula Leica. Namun agar kolaborasi ini berjalan lancar ada beberapa cara sehingga diskusi yang terjalin berujung pada solusi, bukan malah masalah dan ego tiada akhir.

"Seperti terkait strategi branding Leica, soal cetakan huruf, ada aturan yang ketika masuk ke ranah smartphone ada hal yang harus dijalankan dengan cara berbeda. Karena biasanya mereka (Leica-red.) menerapkannya di kamera, sedangkan kamera dan ponsel adalah dua hal berbeda, berbeda form factor, proporsi serta ukuran," lanjut Joonsuh.

Dari silang pendapat tersebut mereka berusaha untuk terus berdiskusi sehingga solusi yang keluar bisa optimal. "Saya tak menyebutnya sebagai kompromi, tapi optimalisasi sehingga membuatnya bekerja di smartphone," ia menjelaskan.

"Itu adalah proses yang menantang, karena setiap perusahaan harus saling mengerti. Namun pada akhirnya kami tahu yang penting adalah membuat produk berkualitas premium, kami bisa menggapai solusi optimal dan P9 adalah contoh suksesnya," lanjut eksekutif yang juga mantan Desain Director Samsung tersebut

Intinya di sini, duet maut Huawei-Leica untuk melahirkan kamera apik di P9 tak dirundung silang pendapat yang berat. "Tak heran jika CEO Huawei Business Group Richard Yu menyebut kolaborasi ini sebagai hal fantastis," tutup Joonsuh.

(ash/fyk)
Berita Terkait