Motorola Tunggu Kepastian TKDN Software
Hide Ads

Motorola Tunggu Kepastian TKDN Software

Muhammad Alif Goenawan - detikInet
Kamis, 24 Mar 2016 08:26 WIB
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Lenovo mengungkapkan keinginannya untuk membawa masuk ponsel Motorola di Indonesia. Hanya saja, hal itu sepertinya tidak akan terjadi sampai peraturan TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) benar-benar fix dan diterapkan.

Seperti diketahui, pemerintah saat ini dilaporkan mengubah peraturan TKDN yang diwacanakan bisa dipenuhi dari sisi software saja. Padahal sebelumnya hanya dikatakan TKDN dari sisi hardware.

Sebagai salah satu vendor asing yang berbisnis di Indonesia, Lenovo telah mengikuti peraturan TKDN dari sisi hardware. Sementara dari software belum.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk produk Lenovo memang sudah memenuhi TKDN dan dirakit di sini. Nah, untuk Motorola kalau kami mau mengikuti aturan TKDN ya harus produksi di sini. Kecuali aturan software-nya sudah berlaku dan boleh 100% software mungkin kami bisa eksplor untuk Motorola," terang Adrie R. Suhadi, Country Lead Lenovo Mobile Business Group Indonesia ketika ditemui di Hotel Sheraton, Jakarta, Rabu (23/3/2016).

Ditanya mengapa Lenovo lebih menitikberatkan software untuk handset Moto, Adrie mengatakan bahwa untuk merakit ponsel Moto dibutuhkan teknologi yang mumpuni dan itu membutuhkan biaya yang tinggi.

"Motorola itu kan disiapkan untuk menyasar segmen premium. Untuk bikinnya pasti membutuhkan teknologi yang lebih rumit. Jadi secara biaya lebih mahal. Secara volume kalau memang tidak sebanyak Lenovo itu nanti secara cost akan membebani konsumen lebih mahal. Sayang investasinya," papar Adrie.

Bukannya tidak ada pabrikan lokal yang bisa merakit ponsel premium, Adrie mengatakan bahwa sebenarnya ada. "Ada pabrikan yang layak memproduksi Motorola, tapi balik lagi ke hukum ekonomi. Kalau volumenya tidak banyak pasti harganya jatuh lebih mahal," lanjut Adrie.

Bicara mengenai TKDN dari sisi software, Adrie mengatakan bahwa pihaknya sudah siap. Tinggal menunggu ketuk palu dari pemerintah.

"Kalau belum ketuk palu masa kami sudah 100% investasi di software itu namanya tidak perhitungan dong. Dalam berbisnis kan harus ada perhitungan," ucap Adrie. (mag/rou)