.webp)
Direktur Marketing & Communication Erajaya Djatmiko Wardoyo mengungkapkan, dengan diraihnya Izin Usaha Industri tersebut artinya Erajaya sebagai manufaktur dapat memproduksi atau merakit produk untuk tujuan komersial alias produknya bisa diperdagangkan.
Pabrik ponsel di Pulogadung ini memiliki luas 60 meter x 30 meter = 1.800 meter persegi dan dilengkapi tiga lini produksi dengan kapasitas perakitan smartphone sebanyak 200.000 per bulan, dengan asumsi proses dilakukan tiga shift.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk utilisasi pabrik tersebut, Erajaya saat ini sudah menjalin komunikasi dengan beberapa brand principal untuk penjajakan kerja sama penggunaan fasilitas pabrik. Sayang tidak disebutkan nama brand yang dimaksud.
"Dengan diperolehnya Ijin Usaha Industri berarti Pabrik Pulogadung sudah diizinkan beroperasi secara komersial, proses produksi ponsel Venera (brand ponsel milik Erajaya-red.) selanjutnya akan dipindahkan ke pabrik ini," pungkas Djatmiko.
Erajaya sendiri sejatinya punya dua pabrik. Selain yang terletak di Pulogadung, ada pula yang berada di Cakung, Jakarta Timur. Namun untuk pabrik yang disebut terakhir belum siap beroperasi.
Ambisi besar diemban Erajaya di bisnis gadget Indonesia. Yaitu untuk menjadi perusahaan one stop solution yang mengakomodir bisnis gadget dari hulu ke hilir. Karenanya, selain menjadi importir, distributor, dan retailer gadget, Erajaya juga mendirikan sebuah EMS (Electronic Manufacturing Service) atau pabrik perakitan ponsel.
Guna mewujudkan keinginannya itu, di tahun 2015 lalu Erajaya mencaplok anak perusahaan PT Axioo International, yakni Exa Nusa Persada dengan nilai akuisisi Rp 5,1 miliar.
Jika pabrik ponsel Erajaya di Pulogadung sudah mendapatkan Izin Usaha Industri (IUI) maka lain halnya dengan pabrik mereka di Cakung yang masih dalam proses perizinan. (ash/fyk)
