Seperti diketahui, dengan membuka akses root pada perangkat Android pengguna akan mendapatkan akses penuh ke dalam sistem operasi.
Keuntungan yang bisa dirasakan adalah pengguna jadi bisa melakukan banyak hal yang dibatasi ketika ponsel belum di-root, seperti menginstal aplikasi tertentu yang cuma bisa dilakukan dalam kondisi root.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasan inilah yang dilontarkan oleh Alex Manea, Director BlackBerry Security, mengapa membuka akses root di BlackBerry Priv sangat tidak disarankan atau bahkan 'diharamkan'.
Selain menghanguskan garansi ponsel itu sendiri, root di BlackBerry Priv disebut Manea bisa menyebabkan stabilitas kinerja ponsel jadi terganggu. Namun yang paling penting adalah, keamanan yang jadi andalan BlackBerry Priv juga bisa bolong.
"Rooting menyimpan risiko yang sangat besar untuk privasi dan keamanan dari platform (Priv). Melakukan root akan membuat (Priv) lebih rentan terhadap malware, dan juga banyak perusahaan menolak untuk memungkinkan perangkat yang sudah di-root masuk pada jaringan mereka," kata Manea, seperti detikINET kutip dari Ubergizmo, Rabu (3/2/2016).
Demi mencegah pengguna Priv melakukan root pada perangkatnya, BlackBerry sendiri juga sudah melakukan sejumlah antisipasi di ponselnya. Mulai dari melakukan pemeriksaan kernel ketika ponsel booting, mengecek perubahan yang mempengaruhi policy SELinux yang terbenam di Priv, hingga melakukan monitoring permission untuk mounting file system, dan memastikan aplikasi yang terinstal tidak melampaui batas-batas perizinan di perangkat.
BlackBerry sendiri memang dikenal ketat soal keamanan. Hal ini terbukti turut berlaku di Priv yang meski pakai OS bukan bikinannya, yakni Android. (yud/ash)











































