Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Penjualan iPhone 6S Kurang Bersinar

Penjualan iPhone 6S Kurang Bersinar


Adi Fida Rahman - detikInet

Jakarta - Meski iPhone 6S dan iPhone 6S Plus sempat mencetak rekor baru pada penjualan pekan pertamanya, tampaknya kedua ponsel ini kalah laku dibanding pendahulunya.

Lembaga Consumer Intelligence Research Parners (CIRP) merilis data penjualan baru sepanjang kuartal keempat tahun 2015. Mereka mencatat ponsel anyar Apple tersebut kurang bersinar dan tidak mampu mendominasi pasar pada musim liburan seperti yang sebelumnya dilakukan iPhone 6 dan iPhone 6 Plus.

CIRP mencatat iPhone 6S hanya membukukan penjual 48% selama kuartal terakhir 2015. Sementara iPhone 6S Plus lebih kecil lagi hanya 19%. Bila ditotal iPhone baru menguasai 67% pasar saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi ini berbeda dengan periode yang sama di tahun 2014. iPhone 6 mampu menguasai 45% pasar, sedangkan iPhone 6 Plus 30%. Maka jika digabungkan, keduanya mampu mendominasi 75% pasar iPhone keseluruhan.



"Pemasaran iPhone 6S dan 6S Plus sebenarnya tidak buruk. Tapi memang tidak dapat mendominasi seperti generasi sebelumnya. Pelanggan lebih memilih iPhone 6 dan iPhone 6 Plus. Bahkan mereka membeli iPhone 5S yang dirilis tiga tahun lalu," ujar Josh Lowitz, CIRP Partner & CoFounder seperti dilansir BGR, Jumat (22/1/2016).

Mungkin karena itu pula Apple kabarnya akan merilis iPhone baru dengan layar yang lebih kecil. Strategi ini mungkin untuk menutupi kekurangan target yang tidak tercapai dari penjualan iPhone 6S dan iPhone 6S.

Apple kemungkinan akan merilis iPhone 7C pada bulan Maret. Ponsel ini katanya akan memiliki layar 4 inch dengan prosesor Apple A9 dan RAM sebesar 2 GB.

iPhone 7C tak akan kebagian 3D Touch. Namun Apple akan tetap membenamkan Touch ID dan dukungan Apple Pay, mengingat Apple sendiri sedang memperluas jangkauan layanan ini di Amerika Serikat.

Sementara soal harga, sebuah sumber melansir perusahaan Cupertino, Amerika Serikat itu akan membanderolnya di kisaran mulai dari USD 400 atau sekitar Rp 5,5 jutaan.

(afr/fyk)





Hide Ads