Pabrik ini rencananya akan memiliki 6 lini assembly dengan kapasitas produksi mencapai 200 ribu unit per bulan dan dilengkapi dengan area perkantoran dan parkir yang luas.
Alhasil, dengan modal keempat pabrik itu, Axioo pede dapat memenuhi aturan Total Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang bakal ditetapkan pemerintah, baik 20% maupun 30%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlebih, duo pendiri Axioo -- Samuel Lawrence dan Singgih -- sebelumnya adalah seorang dosen, sehingga dianggap sudah sangat hafal dengan kebutuhan dunia pendidikan.
Salah satu bagian dari Axioo Class Program adalah kunjungan ke pabrik bagi para pelajar. "Pada kunjungan ini siswa dapat melihat secara langsung dan mendapatkan gambaran nyata tentang proses bagaimana sebuah industri bekerja,β jelas Sugiyanto, Direktur Edukasi Axioo, dalam keterangannya, Jumat (16/10/2015).
Program ini dibentuk dengan melihat kenyataan bahwa dunia industri saat ini sangat kesulitan mendapatkan tenaga kerja siap pakai. Sementara di sisi lain, dunia pendidikan mengalami kesulitan dalam menyalurkan lulusannya.
Di setiap SMK binaan, Axioo memiliki satu kelas binaan terdiri dari sekitar 30 siswa yang telah lolos seleksi. Para siswa inilah yang mendapatkan kesempatan berkunjung ke pabrik guna melihat proses bagaimana sebuah perangkat komputer dan gadget lainnya dibuat.
Selain belajar teori, para siswa juga mendapat pelajaran seperti merakit laptop, tablet hingga belajar cara perbaikan. Setelah lulus mereka akan mendapatkan bekal menjadi wirausaha dengan mendapat ijin membuka unit bisnis bernama Klinik Komputer.
(ash/asj)