.webp)
Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berdampak pada harga jual retail iPhone 6S saat masuk ke Indonesia nanti. Mimpi iPhone jadi lebih murah sepertinya tinggal angan-angan.
Dijelaskan Djatmiko Wardoyo, Direktur Marketing & Communication Erajaya, sekitar 80% ponsel yang diambil distributor dari prinsipal (vendor pemegang merek) itu dilakukan dengan transaksi rupiah, sedangkan 20% sisanya masih dalam bentuk dolar.
Nah, 20% ini di antaranya termasuk produk-produk keluaran Apple, seperti iPhone, iPad, MacBook dan lainnya. Artinya, ketika dolar tengah menggila sekarang ini (berada di kisaran USD 1 = Rp 14.300) maka bakal berpengaruh terhadap harga jual di pasar retail.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantaran fleksibilitas dalam menentukan harga inilah, distributor seperti Erajaya selaku pemilik Apple Premium Reseller iBox, dapat menaikkan harga jual gadget Apple ketika modal jualan mereka juga tinggi karena desakan dolar.
"Kalau SRP ditentukan kan kita tak boleh lewati plafon atas SRP. Tapi kalau Apple, bisa disesuaikan naik kalau memang modalnya (kurs dolar-red.) naik," ungkap Djatmiko.
Lantas seberapa besar kenaikan yang mungkin terjadi? Jika dibandingkan dengan bulan Februari lalu dimana USD 1 masih Rp 12.600 dan saat ini sekitar USD 1 = Rp 14.000, maka ada selisih Rp 1.400. "Kalau kita lihat selisih dolar tersebut maka kenaikan harga jual Apple sekitar 10-15%," lanjut Djatmiko.
Patokan harga ini pula yang kemungkinan bakal ditetapkan saat iPhone 6S dan iPad Pro masuk ke Indonesia nantinya.
Apple sendiri telah mengungkap harga retail iPhone 6S, yaitu USD 649 (16GB), USD 749 (64GB), dan USD 849 (128 GB). Sedangkan untuk iPhone 6S Plus harganya USD 749 (16GB), USD 849 (64GB), dan USD 949 (128 GB).
Adapun iPad Pro Pad 32 GB WiFi only dibanderol USD 799 dan yang paling tinggi 128 GB, Apple membedakannya dari segi konektivitas jaringan. Untuk versi WiFi only USD 949 dan 4G LTE USD 1.079.
(ash/fyk)
