HTC memang tidak pernah sebesar Samsung atau Apple, tapi mereka dikenal dengan produk smartphone berkualitas dan lumayan laris. Sayang belakangan, produsen asal Taiwan ini terjerembab. Sebuah sinyal bahaya yang perlu segera diantisipasi.
Tanda-tandanya memang cukup mengkhawatirkan. Bulan Maret lalu, nilai perusahaan ini sekitar USD 4,6 miliar. Sekarang sudah kurang dari separuhnya karena harga saham jeblok, bahkan mencapai titik terendah dalam 10 tahun terakhir.
Dikutip detikINET dari Ars Technica, Jumat (10/7/2015), kondisi keuangan pun tak menggembirakan. Pada kuartal yang berakhir 30 Juni, HTC diprediksi menderita kerugian USD 259 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu yang dianggap biang kegagalan HTC adalah flagship M9 yang kurang sesuai harapan. Wujud boleh dibilang sama saja dengan HTC One M8 dan fitur barunya kurang wow. Padahal, rival terutama Samsung melakukan peningkatan besar-besaran di Galaxy S6.
HTC memang tidak pernah mempublikasikan berapa jumlah penjualan One M9. Tapi hampir pasti kurang menggembirakan karena ada kabar HTC akan memangkas pesanan komponen M9 sampai 30%. Juga kabarnya ada operator menghentikan penjualan M9 karena penjualan jeblok.
Buruknya performa HTC belakangan ini bahkan membuat spekulasi berkembang kalau Asus, produsen elektronik senegaranya, siap mengakuisisi HTC. Tapi HTC menyatakan tidak akan mempertinbangkan merger dengan siapapun.
Ya, HTC sepertinya percaya diri mampu bangkit dan menyadari harus segera melakukan antisipasi. "Performa HTC saat ini membuat orang-orang merasa kecewa," kata CEO HTC, Cher Wang yang menggantikan Peter Chou belum lama ini.
Smartphone flasghip baru pun sedang dipersiapkan HTC untuk meraih kembali minat konsumen. Kita tunggu saja seperti apa.
(fyk/rns)