Google Buat Tablet Android Anti Ebola

Jakarta -

Para dokter dan relawan yang bekerja menyembuhkan Ebola di Afrika Barat harus menggunakan pakaian khusus yang menutupi seluruh tubuh, sarung tangan dan masker. Google berupaya melengkapi mereka dengan tablet khusus.

Bermula dari Jay Achar, salah satu dokter yang ditempatkan di Sierra Leone, meminta kepada temannya Ivan Gayton untuk menemukan cara lebih efisien mentransfer catatan medis.

Gayton kemudian meminta para developer di Google.org yang merupakan divisi khusus untuk membantu kepentingan kemanusiaan di Google memberikan solusinya. Merespons hal ini, Google pun menciptakan tablet wireless berbasis Android yang bisa dibawa kemana saja di daerah rawan virus mematikan.

Seperti diketahui, para dokter harus menghadapi berbagai aspek yang melelahkan dalam penanganan Ebola. Tak hanya melibatkan catatan medis di kertas yang harus mereka tulis sendiri secara manual, tetapi juga menyampaikan informasi dengan berteriak ke rekan mereka yang lain di luar tenda, lalu memusnahkan kertas tersebut.

 

Hingga sekarang, ini adalah cara paling aman untuk menghindari kontaminasi virus saat mentransfer informasi. Google ingin memudahkan para pahlawan medis ini dengan sebuah tablet.

Seperti dikutip detikINET dari The Verge, Senin (23/3/2015), tablet yang dibuat Google didesain agar higienis dari paparan virus mematikan tersebut dan memangkas sejumlah proses saat mentransfer informasi sehingga mempercepat kerja para dokter.

Tablet Google dibungkus dengan polycarbonate, bahan polymer tahan lama yang sering digunakan karena ketahanannya terhadap temperatur dan pengaruh luar. Agar higienis, tablet ini bisa direndam dalam cairan chlorine.

Para dokter harus melakukannya selama 10 menit untuk membersihkan paparan virus, sebelum berpindah ke zona lain yang risiko penyebaran penyakitnya tak kalah tinggi.

Berdasarkan data World Health Organization, Ebola telah menelan lebih dari 10 ribu jiwa. Sejumlah perusahaan teknologi seperti Google dan Facebook melakukan aksi donasi untuk penyembuhan penyakit ini.

 

 

CEO Google Larry Page pada akhir tahun lalu membuka keran mesin uangnya untuk menyalurkan bantuan. Salah satunya adalah dengan menyumbangkan USD 2 dari setiap USD 1 yang telah disumbangkan lewat sejumlah lembaga kemanusiaan terpilih.

Facebook juga melakukan kampanye dengan menaruh sebuah banner di atas News Feed yang berisikan ajakan untuk melakukan donasi untuk lembaga non profit serupa.

(rns/fyk)