Dengan spesifikasi tinggi yang ditawarkan, OnePlus sejatinya punya modal bagus untuk bersaing di pasaran. Namun saat melangkahkan kakinya di Indonesia, vendor ponsel asal China ini tak mau sesumbar.
Sejak beberapa tahun terakhir, ponsel buatan negeri Tiongkok mulai menguasai pasar pengguna. Apalagi menurut IDC, penguasaan pasar tersebut makin besar seiring gencarnya penetrasi Xiaomi pasar Indonesia.
Mengingat banyaknya pemain asing yang sudah lebih dulu menguasai Indonesia, co-Founder OnePlus Carl Pei pun tampaknya sadar diri dan tak mau sesumbar untuk buru-buru menetapkan target sebagai calon penguasa baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
OnePlus sendiri, lanjut Carl, saat ini baru hanya ingin fokus untuk memberikan kenyamanan dan pengalaman terbaik konsumen dalam menggunakan gadget Android yang dirilis oleh OnePlus.
Salah satunya adalah OnePlus One yang baru saja meramaikan pasar gadget Tanah Air pada tanggal 27 Januari 2015 lalu yang dijual melalui situs e-commerce Lazada yang dijual dengan harga Rp 4.499.000.
Pengalaman tersebut dibuktikan dengan pemilihan spesifikasi dimana OnePlus coba menggunakan jeroan mewah namun dibanderol dengan harga yang lumayan murah untuk sekelasnya. Serta juga dari pemilihan desain.
OnePlus One punya desain cover belakang yang oleh OnePlus disebut dengan sand stone, dimana saat ini cover dengan bahan menyerupai amplas itu baru digunakan oleh OnePlus saja.
Meski Carl mengatakan masih belum mau bersaing secara blak-blakan dengan vendor lain saat ini, namun ia juga tak menutup kemungkinan akan menjadi kejutan bagi para kompetitornya dalam persaingan menuju tahta penguasa pasar ponsel.
"Beri kami waktu sekitar 5 tahun lagi dan kami mungkin akan bersaing dengan vendor-vendor itu. Karena kami yakin dunia khususnya industri IT mungkin akan sangat berbeda dalam waktu 5 tahun ke depan," pungkasnya.
(rou/rou)