"Kami memiliki banyak inovasi, namun belum terdengar gaungnya," kata Chief Marketing HTC Benjamin Ho, seperti dilansir Wall Street Journal, Selasa (26/3/2013).
Hal ini disadari HTC. Selama bertahun-tahun, vendor asal Taiwan ini punya satu masalah penting, membuat ponsel hebat namun gagal memasarkannya. Kenyataan ini masih belum berubah sampai kepemimpinan CEO Peter Chou. Dia pun memutuskan melakukan perubahan penting, yakni mengubah cara marketing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tagline 'Quietly Brilliant' sendiri diperkenalkan pada Oktober 2009, jauh sebelum HTC menyadari betapa ironis dan tidak efektifnya tagline tersebut pada akhirnya.
Tak heran, HTC akhir-akhir ini memperlihatkan sikap berbeda. Jika biasanya HTC tampil kalem, kini vendor yang baru merilis jagoan barunya HTC One itu tampak lebih sering melontarkan kritikan terhadap para kompetitornya.
Contohnya, saat Samsung meluncurkan Galaxy S4 beberapa waktu lalu. HTC menyindir Samsung terlalu banyak mengeluarkan uang untuk marketing namun mengabaikan inovasi. Bahan plastik pada Galaxy S4 juga menjadi bahan cemoohan HTC.
Sejumlah pengamat memang menilai HTC bersikap terlalu rendah hati. Padahal, persaingan pasar smartphone yang sangat ketat memerlukan sikap agresif seperti yang ditunjukkan Samsung dan Apple.
(rns/ash)