.webp)
Samsung mendapat kontrak senilai USD 16,5 miliar atau sekitar Rp 269,5 triliun untuk memasok chip ke sebuah perusahaan global besar yang tak disebutkan namanya.
Dalam kontrak tersebut, Samsung akan memproduksi chip untuk perusahaan tersebut. Namun detail dari kontrak itu, termasuk nama perusahaannya, tidak akan diungkap sampai akhir 2033.
Kontrak ini menjadi angin segar bagi Samsung yang sempat tertinggal di ranah bisnis chip dibanding para pesaingnya di industri ini, terutama dalam produksi chip untuk keperluan AI. Itu terlihat dari saham Samsung yang langsung melesat 3,5% sejak kabar kontrak itu tersebar, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Selasa (29/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini Samsung memproduksi chip untuk Tesla dan Qualcomm, sementara pesaingnya seperti TSMC punya kontrak dengan Apple dan Nvidia. Selain itu, saat ini Korea Selatan juga sedang mendekati Amerika Serikat untuk bekerja sama di bisnis chip. Tujuannya mendapat perjanjian perdagangan untuk menghindari tarif 25% dari Amerika Serikat.
Belum diketahui apakah kontrak besar yang didapat Samsung ini akan berdampak pada pabrik baru mereka di Texas, Amerika Serikat, yang saat ini masih ditunda operasionalnya karena Samsung kesulitan mendapat klien kelas kakap.
Samsung sendiri sedang berusaha menggenjot tingkat keberhasilan produksi chip 2nm terbarunya. Namun menurut analis BNK Lee Min-hee, kemungkinan kontrak baru ini tak akan melibatkan produksi chip dengan teknologi terbaru.
Sebelumnya Samsung juga kehilangan salah satu klien chipnya, yaitu Google, yang memilih untuk memproduksi chip Tensor G5 di TSMC. Tensor G5 ini akan dipakai di jajaran Pixel 10 yang dirilis pada Agustus 2025 mendatang.
Berbeda dengan chip Tensor yang dipakai di jajaran Pixel generasi sebelumnya, Tensor G5 ini didesain dari nol oleh Google. Sementara chip Tensor yang sebelumnya berbasis dari chip Exynos besutan Samsung.
(asj/rns)
