Miliarder seperti Mark Zuckerberg dan Jeff Bezos belakangan ini menjual sahamnya di perusahaan masing-masing dengan jumlah yang tidak sedikit. Apakah ada pertanda buruk di baliknya?
Zuckerberg diketahui menjual hampir 1,8 juta saham Meta senilai USD 400 juta pada dua bulan terakhir tahun 2023. Sedangkan Bezos menjual 50 juta saham Amazon dalam sembilan hari selama Februari 2024, dan mengantongi USD 8,5 miliar.
Penjualan saham dalam jumlah besar ini cukup mengagetkan karena beberapa alasan. Sebelum penjualan terbarunya, Zuckerberg tidak pernah menjual saham Meta selama hampir dua tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu Bezos hanya pernah menjual kurang dari USD 3 miliar sebelum tahun 2019, lalu naik menjadi lebih dari USD 3 miliar dalam empat hari pada awal tahun 2020. Kini ia menjual saham senilai USD 8,5 miliar dalam sembilan hari.
Kemungkinan Zuckerberg dan Bezos didorong oleh nilai saham perusahaannya yang terus meroket dalam setahun belakangan. Saham Meta melonjak 186% dalam setahun terakhir, sedangkan saham Amazon mengalami kenaikan hampir 90%.
Namun sejumlah analis meyakini ada motif lain di balik penjualan saham besar-besaran ini. Salah satunya konsultan Alan Johnson yang mengatakan hal ini bisa jadi disebabkan oleh pemilihan presiden Amerika Serikat tahun ini yang semakin dekat.
"Dengan politik kita dan segala sesuatu yang terjadi secara geopolitik, mungkin keadaannya setahun atau dua tahun lagi tidak akan sebaik sekarang," kata Johnson, seperti dikutip dari Hindustan Times, Minggu (17/3/2024).
Mechi Block, Senior Director American Hartford Gold, mengatakan penjualan saham kali ini mungkin pertanda ekonomi yang akan melemah. Ia mengatakan CEO seperti Zuckerberg dan Bezos mungkin ingin menyelamatkan diri sebelum gelembung perusahaan teknologi pecah.
"CEO miliarder seperti Bezos, Zuckerberg, Jamie Dimon, dan keluarga Walton menjual saham mereka sendiri dalam jumlah besar, dan para analis berpikir para CEO mungkin bersiap menghadapi ekonomi yang merosot," kata Block.
(vmp/vmp)