Rusia Impor Chip Terlarang dari AS dan Eropa, Nilainya Rp 26,9 Triliun

Anggoro Suryo - detikInet
Senin, 29 Jan 2024 13:10 WIB
Ilustrasi chip semikonduktor. Foto: Dok. TSMC
Jakarta -

Sama seperti China, Rusia juga saat ini terkena embargo dari Amerika Serikat terkait impor chip. Namun mereka tetap bisa membeli chip terlarang dari AS dan Uni Eropa.

Nilai impor chip terlarang ini tak tanggung-tanggung, mencapai USD 1,7 miliar atau sekitar Rp 26,9 triliun, selama tahun 2023. Menurut Bloomberg, data ini rahasia ini berasal dari layanan bea cukai Rusia.

Dari data tersebut diketahui kalau dalam sembilan bulan pertama pada tahun 2023, lebih dari setengah impor chip tersebut berasal dari perusahaan seperti INtel, AMD, Analog Devices, Infineon Techn ologies, STMicroelectronics, dan NXP Semiconductors.

Namun data tersebut tak menunjukkan perusahaan mana yang mengimpor chip terlarang tersebut ke Rusia. Datanya juga tak menunjukkan sejumlah informasi lain seperti negara asal produk ataupun tanggal produksi chip.

Kemampuan Rusia untuk tetap bisa mengimpor chip tersebut memperlihatkan tidak efektifnya sistem embargo global, karena Rusia tetap bisa mengimpor chip terlarang untuk membantu invasinya ke Ukraina.

Juga memperlihatkan kalau rantai pasokan global, utamanya untuk industri chip, sangat kompleks. Hal tersebut membuat chip harus banyak berpindah tangan dari berbagai distributor dan reseller.

Selain itu, banyak chip yang ditenggarai bisa masuk Rusia lewat skema ekspor ulang melalui negara pihak ketiga, seperti China, Turki, dan Uni Emirat Arab, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Senin (29/1/2024).

Dalam data yang sama juga terlihat kalau jumlah impornya berkurang pada pertengahan kedua 2023. Hal ini mengindikasikan AS, Uni Eropa, dan aliansi Group of Seven mulai memperketat sanksi embargo terhadap Rusia.

Namun Rusia tetap bisa mengakali ketatnya embargo tersebut. Bahkan, sumber anonim dari pemerintah AS menyebutkan Rusia punya jaringan penyelundup di badan intelijen dan Kementerian Pertahannya, yang bisa mengirim barang ke negara lain, di mana mereka bisa dikirimkan kembali ke Rusia dengan mudah.



Simak Video "Video: Mantan Menteri Rusia Ditemukan Tewas Usai Dipecat Putin"

(asj/asj)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork