Startup Blockchain Medis DeBio Dapat Pendanaan Rp 33 Miliar
Hide Ads

Startup Blockchain Medis DeBio Dapat Pendanaan Rp 33 Miliar

Anggoro Suryo Jati - detikInet
Senin, 13 Des 2021 08:50 WIB
ilustrasi blockchain
Ilustrasi Blockchain
Jakarta -

DeBio Network, startup blockchain bidang medis yang dapat penghargaan Healthtech Innovation of The Year Award dari CNBC Indonesia, mendapat pendanaan senilai USD 2,35 juta atau sekitar Rp 33 miliar.

Pandu Sastrowardoyo, CEO DeBio Network, menyebut pentingnya inovasi dalam layanan kesehatan. Terlebih lagi kebutuhan layanan ini mendesak dengan adanya pandemi yang masih terjadi sampai saat ini.

"Teknologi kesehatan adalah sektor krusial untuk Indonesia. Dengan populasi 280 juta, potensinya begitu besar, dan akan segera jadi perhatian kita bersama," ujar Pandu, dalam keterangan yang diterima detikINET.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

DeBio Network adalah platform medis dan biomedis anonim pertama untuk pengguna yang ingin membutuhkan tes dan sampel-sampel medis dari rumah. DeBio dibangun dengan basis Substrate, framework blockchain yang ada di belakang ekosistem Polkadot & Kusama.

Dengan solusi blockchain yang digunakan, kerahasiaan dan anonimitas data pengguna dijamin untuk mereka yang membutuhkan tes dan sampel-sampel dari rumah.

"Penggunaan teknologi web3 bahkan memungkinkan penggunanya memonetisasi data kesehatan mereka dengan jaminan privasi identitas yang dipertahankan," jelas Pandu.

ADVERTISEMENT

Potensi Blockchain untuk Inovasi Layanan Kesehatan
Dr Mariya Mubarika, Dewan Pakar Perhimpunan Dokter Digital Terintegrasi Indonesia sekaligus ketua Bidang Advokasi Legislasi PB IDI, mengungkap bahwa inovasi blockchain memang dibutuhkan untuk mengembangkan dunia medis.

"Selain bisa meminimalkan insiden penyalahgunaan data, blockchain juga diakui sebagai penyedia otentikasi untuk memverifikasi akses pengguna untuk layanan data terkait kesehatan hanya menggunakan satu identitas. Selain itu juga dapat berkontribusi pada perawatan kesehatan yang dipersonalisasi," ujar Dr Mariya.

Lebih lanjut ia mengungkapkan penerapan blockchain memungkinkan dokter mengawasi pasien lebih efisien.

"Blockchain membantu dokter dalam melacak data pasien dengan lebih mudah dengan menggunakan stempel waktu yang dicatat untuk setiap transaksi, sehingga pasien bisa dipantau lebih dekat dan bisa diambil tindakan cepat saat terjadi masalah kritis dan darurat," tambahnya.




(asj/afr)