Pemerintah menargetkan 30 juta UMKM bisa go digital pada tahun 2023. Meski saat ini sudah ada 12 juta UMKM yang merambah dunia digital, rupanya masih banyak tantangan yang dihadapi di lapangan.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang Ekonomi Kreatif, Erik Hidayat mengatakan salah satu masalah utama yang dihadapi adalah sulitnya adopsi teknologi.
"Banyak juga UMKM yang sudah kita jalin kerjasama atau kita latih pun nggak cepat untuk mengadopsi bagaimana teknologi berkembang," kata Erik dalam konferensi pers virtual Xendit Level Up Program, Jumat (23/4/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, meski jumlah pengguna ponsel di Indonesia sudah mencapai 170 juta orang, Eric mengatakan tidak sampai 10% pengguna ponsel yang mengerti cara mengelola bisnis online lewat perangkatnya.
Untuk membantu UMKM go digital, Eric mengatakan Kadin sudah pernah menyelenggarakan pelatihan bersama platform keluarga Facebook yang melibatkan 1.000 UMKM. Ia berharap program Xendit Level Up yang diluncurkan kali ini bisa menarik lebih banyak UMKM ke ranah digital.
Dalam kesempatan yang sama, Inbound Sales Lead Xendit Patricia Muljadi mengatakan UMKM juga mungkin enggan beralih ke digital karena trust issue atau kepercayaan soal pembayaran.
Xendit sendiri telah memiliki sistem untuk memastikan bahwa UMKM atau bisnis yang menggunakan layanannya bukan kaleng-kaleng agar bisa melindungi konsumen. Ada juga sistem yang memastikan bahwa uang yang dibayarkan konsumen langsung diterima oleh bisnis sebelum pesanan dikirimkan.
"Kita punya sistem infrastruktur di back-end yang di mana ketika ada customer yang membayar entah itu lewat bank transfer, VA, ataupun OVO itu pasti ada notifikasi," ucap Patricia.
"Kalau notifikasi itu berhasil, pembayaran itu sudah kelihatan uangnya masuk, it means cukup aman bagi Anda untuk mengepak barangnya untuk dikirim dan itu otomatis," pungkasnya.
(vmp/fay)