Langkah Grab meresmikan markas keduanya di Jakarta terlihat tak konvensional, karena investasi tersebut dilakukan di tengah krisis. Namun hal ini dinilai malah menunjukkan sinyal positif terhadap investasi dan komitmen mereka di Indonesia.
"Ini berarti kepercayaan terhadap iklim usaha di Indonesia semakin positif, di tengah tekanan akibat pandemi," ujar pengamat ekonomi Universitas Indonesia, Rizal E Halim dalam keterangan yang diterima detikINET, Jumat (11/12/2020).
Selain itu, Rizal melanjutkan, penunjukan Indonesia sebagai tempat dual headquarter Grab dan diresmikannya Grab Tech Center di Jakarta patut diapresiasi karena menunjukkan komitmen jangka panjang dan potret keseriusan Grab memperkuat basis pasar di Indonesia sekaligus Asia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam era teknologi sekarang tentu headquarter tidak semata-mata fisik bangunan yang besar, melainkan dedikasi resources dan tempat pengambilan keputusan. Ini penting karena pada saat yang sama, kita sudah cukup lama melihat pemerintah 'mengejar-ngejar' sejumlah perusahaan teknologi agar membuka kantor di Indonesia," ujar Rizal.
Rizal melanjutkan, dengan hadir secara langsung di Indonesia, Grab telah menjadi perusahaan lokal yang akan akan lebih responsif terhadap dinamika lokal. Kontribusi Grab terhadap perekonomian Indonesia pun nantinya akan lebih berkembang dan terukur.
Sebelumnya, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan 10 November, Grab mengumumkan Indonesia sebagai dual headquarter sekaligus meresmikan Grab Tech Center. Artinya, kini Grab memiliki dua headquarter, yakni Singapura dan Indonesia dalam menjalankan operasinya di Asia Tenggara.
Sementara itu, Grab Tech Center dengan luas 12.000 meter didedikasikan bagi pengembangan teknologi dan inovasi untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan membawa teknologi buatan Indonesia ke panggung Asia Tenggara.
"Kami menyambut baik dibukanya Grab Tech Center. Para investor seperti Grab yang berkomitmen jangka panjang bagi perkembangan Indonesia memainkan peran penting dalam membantu mewujudkan misi 'Making Indonesia 4.0'," ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Luhut Pandjaitan dalam pidatonya di acara peresmian tersebut.
"Untuk menjadikan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara, kami membutuhkan dukungan dari mitra-mitra seperti Grab yang berkomitmen tidak hanya dari segi permodalan, tetapi juga sumber daya untuk mendorong pengembangan talenta dan infrastruktur digital di tanah air," lanjutnya.
Rizal juga menyarankan agar Grab juga bekerja sama dengan inkubator-inkubator bisnis yang ada di sejumlah lembaga, seperti universitas, kementerian dan lembaga pemerintahan, dan organisasi kemasyarakatan.
"Dual headquarter Grab ini merupakan momentum untuk menumbuhkembangkan jejaring dan rantai nilai produksi di sektor teknologi. Juga menjadi magnet bagi industri lainnya khususnya, yang memiliki aspek pengembangan dan inovasi," papar Rizal.
"Pembukaan dual headquarter ini merupakan penanaman modal langsung (FDI), yang lebih berakar dan berdimensi jangka panjang. Di dalamnya ada kesempatan untuk perluasan pasar tenaga kerja nasional," tutupnya.
(asj/fay)