Huawei disebut bakal menyunat jumlah produksi ponselnya secara besar-besaran pada 2021 mendatang, yaitu hanya 50 juta unit.
Meski 50 juta unit itu terlihat seperti jumlah yang sangat besar, namun sebenarnya itu adalah penurunan 74% dibanding jumlah ponsel yang diperkirakan dikapalkan Huawei pada 2020 ini.
Sebagai perbandingan, selama 2019, Huawei mengapalkan sekitar 240 juta unit ponsel, dan untuk 2020 ini mereka diperkirakan bakal mengapalkan sekitar 190 juta unit ponsel, demikian dikutip detikINET dari Gizmochina, Selasa (8/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasan utama dari pemotongan jumlah produksi ponsel tersebut tentunya bermacam tekanan dan sanksi yang dikenakan pemerintah Amerika Serikat terhadap Huawei, yang sangat menyulitkan bagi raksasa asal China itu.
Hal ini sangat ironis, mengingat Huawei adalah pabrikan dengan jumlah pengapalan ponsel terbanyak saat ini. Mereka bisa menyalip Samsung setelah selama bertahun-tahun sebelumnya hanya bisa menempati posisi dua dan tiga.
Jika benar Huawei hanya akan memproduksi 50 juta ponsel selama 2021, maka Samsung kemungkinan besar akan kembali mengambil posisi jumlah pengapalan ponsel terbesar, dengan angka perkiraan mencapai 300 juta unit ponsel selama 2021.
Beragam sanksi yang dikenakan pemerintah AS terhadap Huawei memang punya dampak sangat besar. Selain dilarang berbisnis dengan perusahaan asal AS, Huawei pun dilarang berbisnis dengan perusahaan asal negara non AS yang menggunakan teknologi asal AS.
Salah satu dampaknya adalah Huawei tak bisa menggunakan chip dari Qualcomm dan Mediatek. Bahkan untuk chip Kirin yang notabene adalah buatan Huawei pun tak bisa diproduksi, karena TSMC yang memproduksi Kirin pun menggunakan teknologi asal AS.
Huawei juga sebelumnya sempat melirik SMIC, pembuat chip asal China, untuk memproduksi Kirin versi murah. Namun kini pemerintah AS pun berencana memblokir SMIC, yang membuat Huawei semakin susah untuk memproduksi chipnya.
(asj/fay)