Kegiatan belanja online di Indonesia semakin marak sejak pandemi Corona. Tahukah kamu, pria dan wanita Indonesia punya kebiasaan belanja online yang berbeda.
Perusahaan layanan kredit digital Kredivo menyelenggarakan riset bersama Katadata Insight Center mengenai belanja online di Indonesia untuk tahun 2019. Ada berbagai temuan menarik dalam penelitian tersebut.
Mulya Amri selaku Research Director Katadata Insight Center menyatakan bahwa data penelitian langsung berasal dari Kredivo dengan sampel 10 juta transaksi di 6 e-commerce besar Indonesia. Garis besarnya, riset ini mencari tahu siapa saja konsumen e-commerce, apa saja yang dibeli dan waktu tersibuk belanja online.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu yang menarik adalah temuan kebiasaan belanja online antara pria dan wanita. Terungkap dalam riset ini bahwa kaum perempuan lebih sering belanja online. Sedangkan laki-laki lebih banyak menghabiskan uang saat belanja online.
"Laki-laki rata-rata dalam setahun 14 kali belanja online, sedangkan perempuan 26 kali dalam setahun, jadi hampir dua kali lipatnya," kata Mulya Amri.
Akan tetapi dari sisi jumlah transaksi, laki-laki rata-rata menghabiskan Rp 227.562 dalam sekali transaksi. Sementara perempuan lebih rendah, yakni sejumlah Rp 124.491 per satu kali transaksi di e-commerce.
Untuk kategori produk yang dibeli, baik pria dan wanita ternyata sama-sama menghabiskan paling banyak di kategori fashion dan aksesorisnya. Persentasenya mencapai 22% untuk pria dan 36% untuk wanita.
![]() |
Setelahnya, kecenderungan belanja online mereka cukup berbeda. Laki-laki setelah fashion paling banyak membeli di kategori pulsa dan voucher, gadget dan aksesorisnya dan kemudian otomotif.
Sedangkan kaum wanita setelah fashion berturut-turut paling berminat pada kategori produk kesehatan dan kecantikan, peralatan rumah tangga dan kemudian makanan.
Dari sisi profil konsumen, pembelanja online 60% adalah kaum pria dan 40% kaum wanita. Sementara domisili paling banyak di Pulau Jawa di mana 33% dari Jawa Barat, 31% dari DKI Jakarta, dan Banten sebesar 13%. Hal ini menandakan peluang penetrasi e-commerce masih sangat besar di luar Jawa.
Sementara dari kelompok umur, kategori yang paling banyak belanja online adalah usia 26 sampai 25 tahun sebesar 46% diikuti rentang umur 18 sampai 25 tahun sebesar 38%. Umur yang paling jarang belanja adalah 55 tahun ke atas, persentasenya hanya 0,2%.
Pihak Kredivo sendiri semakin optimis layanan kredit digital makin diminati seiring pesatnya belanja online. Dalam riset ini, antara tahun 2018 sampai 2019 terjadi lonjakan transaksi di hampir semua kategori produk e-commerce.
"Dengan data yang sudah dilakukan risetnya ini, terlihat peningkatan yang signifikan 2018 sampai 2019, peningkatan transaksi dan penetrasi cukup baik, konsumen mulai percaya transaksi online," cetus Lily Suryani selaku General Manager Kredivo.
"Bahkan di saat pandemi ini pun, peningkatan terus terjadi, kepercayaan orang didukung penetrasi internet yang makin baik. Dulu orang belum mau beli motor, sekarang sudah cukup biasa. Jadi, belanja online bukan hanya size kecil, tapi bisa juga gadget dan motor," tambah dia.
(fyk/fay)