Saat hampir semua perusahaan di seluruh dunia mengalami ketidakpastian akibat pandemi corona, Xiaomi yakin kalau kondisi pasar di China akan segera membaik.

Hal ini diutarakan CFO Xiaomi Shou Zi Chew dalam earning call dengan para investor, dan memastikan kalau kondisi pasar China dalam waktu dekat akan kembali seperti seperti sebelum virus corona menyebar.

Chew mengakui kalau penjualan ponsel, jam tangan pintar, dan aksesoris memang terkena dampak besar selama tiga bulan pertama pada 2020. Namun ia tak khawatir terhadap potensi penurunan permintaan.

Ia pun percaya kalau permintaan ponsel secara global bakal mempunyai nasib yang sama dengan China. Menurutnya masyarakat akan mulai membeli perangkat baru dalam waktu dekat, dengan tingkat pembelian yang sama dengan tahun 2019 lalu.

Xiaomi sendiri, sebelum pandemi corona meluas, mempunyai performa penjualan yang terbilang impresif. Pada Q4 2019 mereka mencatatkan peningkatan profit sebesar 27%. Begitu juga pada jumlah penjualannya yang meningkat 27%, atau sebesar USD 7,79 miliar.

Artinya, Xiaomi tetap menjadi pabrikan ponsel terbesar kedua di China dalam hal pemasukan, hanya kalah dari Huawei, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Rabu (1/4/2020).

Ponsel yang membuat laporan keuangan Xiaomi bagus itu adalah Mi Note 10, yang menyumbang pemasukan tahunan sekitar 60%, yang meningkat sekitar USD 29 juta pada 2019.

Namun bukan berarti Xiaomi tak mempunyai masalah akibat pandemi corona ini di luar China. Pertama, pabriknya di India tak akan bisa beroperasi setidaknya sampai pertengahan April. Lalu kedua, kondisi di Eropa yang saat ini sangat terdampak dari pandemi tersebut, yang akan berdampak pada berkurangnya minat orang untuk membeli perangkat baru dalam waktu dekat.