Percepatan ini tak terlepas dari Go-Viet yang merupakan layanan ride-hailing satu-satunya belum memiliki layanan pembayaran non-tunai, sementara itu kompetitornya sudah menyediakan layanan tersebut.
Pesaing mereka, Grab telah menggandeng pemain lokal penyedia layanan dompet digital yang bernama Mocca. Adapun, FastGo yang merupakan perusahaan lokal memiliki NextPay, buah dari penggabungan mPOS dan VIMO. Sedangkan, MyGo punya ViettelPay dan Be usai bermitra dengan VPBank.
Seperti dilansir dari krAsia, Jumat (12/7/2019) Country Director Go-Viet Christy Le belum lama ini memposting di Facebook yang berisikan lowongan perkerjaan yang dibutuhkan untuk perusahaannya, termasuk jabatan kepala bidang hukum dan kepala pengembangan bisnis untuk Go-Pay.
Di Indonesia sendiri, Go-Pay telah memiliki lisensi e-wallet, di antaranya dengan mengakusisi perusahaan lebih kecil yang tentunya sudah mengantongi lisensi.
Baca juga: 'Go-Jek Vietnam' Kini Dipimpin Eks Facebook |
Dalam memperluas pasarnya, Go-Viet harus melalui jalan terjal di posisi kepemimpinan perusahaan, setelah CEO Go-Viet Nguyen Vu Duc dan Deputy General Director Nguyen Bao Linh mengundurkan diri dari perusahaan pada April 2019.
Tak lama dari itu, Go-Viet mendapat darah baru dalam diri Christy Trang Le. Ia sempat memimpin bisnis di Facebook Vietnam selama sembilan bulan sebelum mengundurkan diri karena alasan keluarga pada awal 2019 lalu.
(agt/fyk)