Bahkan media di China menyiarkan iklan yang menyerukan keunggulan Huawei dibanding Apple. "Era 5G telah tiba. Huawei memiliki teknologi yang lebih maju dari Apple," begitu isi iklan tersebut.
Melihat adanya kampanye ini sebenarnya tidak mengherankan. Sebab rasa nasionalis orang China memang sangat tinggi. Mereka bersedia meninggalkan apapun demi negeranya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Agak memalukan untuk mengeluarkan iPhone dari saku Anda saat ini ketika semua eksekutif perusahaan menggunakan Huawei," ujarnya.
Selain Sam Li, ada Wang Zhixin, seorang penggemar fanatik iPhone. Dia memutuskan menjadi pengguna ponsel Huawei untuk pertama kalinya setelah satu dekade ini memakai ponsel besutan Apple.
"Ada panggilan dari hati saya bahwa saya perlu menunjukkan dukungan untuk merek China, terutama dalam iklim perang perdagangan," kata Wang yang menjawab sebagai Manajer di salah satu produsen modul surya terbesar di China ini.
Wang pun akhirnya mempensiunkan iPhone 7 yang sudah digunakannya selama tiga tahun dan beralih ke Huawei P30.
Sam Li maupun Wang Zhixin hanyalah dari sekian banyak warga China yang bersedia menukar iPhone dengan rasa nasionalis mereka terhadap negara tercinta. Bila kondisi ini terus meluas, tentu akan memperburuk penjualan iPhone di negeri Tiongkok.
Sebab menurut analis larangan ekspor oleh pemerintah AS akan mengancam bisnis jangka pendek Huawei. Tapi sentimen nasionalis bisa mempengaruhi bisnis Apple di China dalam jangka panjang.
"Kecintaan konsumen China terhadap Huawei dapat meningkat karena larangan tersebut. Tentu saja kendala rantai pasokan perangkat keras memengaruhi peluncuran teleponnya secara lokal," kata Kiranjeet Kaur, Senior Research Manager IDC Asia Pasifik dikutip dari laman South China Morning Post, Kamis (23/5/2019).
Tahun lalu data IDC menunjukkan Huawei mengirimkan 206 juta smartphone ke seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 105 juta di Cina daratan yang membuat market share 26,4 %. ,
Sebagai perbandingan, Apple menduduki peringkat kelima di China dengan pangsa pasar 9,1%. Pada kuartal pertama tahun ini Apple merosot menjadi 7%. Sementara Huawei mengalami kenaikan 3%.
"Pemotongan harga di China sepanjang kuartal ini bersama dengan transaksi trade-in yang menguntungkan masih belum cukup untuk mendorong konsumen untuk menggunakan iPhone," kata Kaur. (afr/fyk)