"Ada enam bulanan dari tahun kemarin (komunikasi). Pintu masuknya dari BKPN (badan koordinasi penanaman modal) juga. Kita datangi diyakinkan Jabar sangat siap. Saya meeting sudah tiga kali," katanya di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (25/4/2019).
"Rencananya masih negosiasi, tapi akan ada tiga daerah di Jabar, bukan Bandung Raya, yang menjadi tempat pembangunan fisik. Investasinya belasan triliun," ucap Emil, sapaan akrabnya, mengungkapkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikatakan Emil, Indonesia memang dianggap potensial. Di antaranya karena pertumbuhan perusahaan-perusahaan start-up di Tanah Air.
"Jadi start-up di Indonesia kalau mau bikin sesuatu mayoritas nebeng ke fasilitas di Singapura yang paling dekat. Termasuk unicorn kita mereka nggak di Indonesia karena nggak ada fasilitas itu bukan hanya data base tapi sistem juga," tuturnya.
"Amazon melihat Asia Pasifik ini masih kekurangan maka dia akan bangun di Indonesia," Emil menambahkan.
Keberadaan pusat data di Indonesia, sebut Emil, nantinya akan memberikan keuntungan besar. Selain menyerap tenaga kerja, perkembangan teknologi digital juga bisa berkembang lebih cepat.
"Membuat banyak tenaga kerja, membuat semua potensi ekonomi digital lari ke luar, nilai investasi besar. Ini menunjukkan pasar global yakin dengan kualitas layanan masa depan dan ekonomi Jabar," ujar Emil.
(mud/krs)