Harvey Weinstein sendiri diketahui sebagai produser Hollywood yang telah dituduh melakukan kekerasan seksual oleh belasan aktris. Weinstein sudah menyangkal semua tuduhan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kebencian di Twitter itu nyata dan perusahaan tidak mengambil langkah yang tegas untuk menangani masalah tersebut," tulis Citron Research dalam laporannya, seperti dikutip detikINET dari CNBC, Jumat (21/12).
"Citron percaya cerita ini baru dimulai dan pengiklan akan dipaksa untuk membuat keputusan membangun merek berbasiskan moralitas," sambungnya.
Sebelumnya, pada awal minggu ini Amnesty International merilis studi tentang bagaimana Twitter merupakan platform yang beracun bagi perempuan, terutama perempuan berkulit hitam. Cuitan yang bernada rasis dan diskriminatif, hingga ancaman pembunuhan, sering menghantui pengguna Twitter perempuan.
"Hinaan secara online terhadap perempuan dalam skala ini seharusnya tidak ada di platform media sosial. Perusahaan seperti Twitter memiliki tanggung jawab dalam menjunjung HAM, yang dalam hal ini memastikan perempuan yang menggunakan platform tersebut untuk berekspresi dengan bebas dan tanpa rasa takut," tulis laporan tersebut.
(vim/krs)