Kecintaan Jokowi akan sneakers pun diperlihatkan saat mengunjungi Jakarta Sneakers Day beberapa waktu lalu. Presiden juga terlihat sering bergonta-ganti sneakers.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi pun tak segan-segan mempromosikan NAH Project dalam akun media sosialnya. Dari sini jelas terlihat, presiden ingin menggairahkan industri yang digemari anak muda dan yang berjiwa muda, salah satunya ya lewat sneakers ini.
View this post on InstagramDi kota atau desa, ke sawah atau waduk, saya memakai sepatu sneakers. Mengapa sneakers?
A post shared by Joko Widodo (@jokowi) on Aug 26, 2018 at 12:58am PDT
NAH Project tentu tidak sendirian. Masih banyak lagi geliat anak-anak muda yang hobi menggeluti sneakers dan menjadikannya sebuah industri. Di era internet saat ini, media sosial dan platform marketplace e-commerce jadi salah satu wadah mereka untuk interaksi dan berakhir pada aktivitas jual-beli.
Sneakers tak hanya jadi hobi, tapi juga barang investasi. Sebuah sneakers, asalkan diproduksi terbatas dan jarang di pasaran, bisa naik harganya dua hingga tiga kali lipat, tergantung kelangkaan barangnya.
Misalnya, sepatu Yeezy yang dipakai Jokowi. Saat pertama dijual, harga retailnya mungkin hanya sekitar Rp 3,6 juta. Tapi langsung jadi Rp 6 juta di pasar after market. Tak percaya? Coba saja tengok harga sepatu langka yang banyak dijual oleh para reseller di media sosial dan platform marketplace seperti KickAvenue.com.
![]() |
Mau sneakers model apa saja, ada di sana. Harga pun bervariasi, dan bisa naik turun sesuai permintaan pasar. Tapi biasanya sih, kalau sneakers yang dicari itu model yang langka, sudah pasti harganya akan melambung terus, dan sulit untuk turun harga. Itu sebabnya, sneakers jadi hobi yang sangat menarik.
Membaca Peluang
Momentum itu disadari betul oleh Christopher Eko, Alwin Sasmita Lukiman, dan Reinaldo Gunawan, saat merintis Kick Avenue. Kisahnya dimulai dari kebingungan Christopher pada saat mencari sneakers kegemarannya, Yeezy Pirate Black.
![]() |
Saat pria yang akrab dipanggil Eko ini mencari sneaker favoritnya secara online di salah satu marketplace ternama di awal 2017, dia bingung karena banyak sekali sepatu yang sama, dengan harga jual dari Rp 1 juta, Rp 10 juta, bahkan sampai Rp 20 juta.
Memang ketika berdiskusi dengan sneakerhead lain, banyak yang bingung sneakers mana yang original dan mana yang palsu. Kalaupun asli, sangatlah sulit untuk mencari kisaran harga karena rentang harga yang sangat tinggi.
Waktu Eko, pria lulusan Ohio University ini berdiskusi dengan teman baiknya Alwin, lulusan University of Southern California, dan Reinaldo (sepupu dari Eko) bahwa online sneaker market di indonesia tidak memiliki proses otentikasi, tercetuslah ide untuk menyediakan marketplace dengan jasa untuk otentikasi legit check jual beli sneakers.
![]() |
Dari pengalamannya berburu sneakers, ketiga pemuda itu melalui Kick Avenue coba mengeliminasi tiga problem yang banyak dihadapi konsumen sneakers after-market, yakni: garansi keaslian, harga kompetitif, dan efisiensi pencarian sneakers.
Garansi keaslian yang dimaksud, contohnya seperti ini. Setiap pembelian di website, seller yang terkait diwajibkan mengirim produknya terlebih dahulu ke kantor Kick Avenue untuk terlebih dahulu dilakukan quality control berupa legit check oleh tim ahli. Jika sesuai standard, garansi perusahaan akan secara resmi dicantumkan pada produk.
Sementara, semangat harga kompetitif membuat sistem marketplace Kick Avenue menjadi lebih unik ketimbang marketplace pada umumnya. Kick Avenue mengadopsi sistem bursa, dimana harga produk yang terendah yang akan ditampilkan terlebih dahulu.
![]() |
"Dengan kata lain, produk yang lebih tinggi harganya, harus menunggu sampai produk yang lebih murah tersebut terjual," kata Eko yang ikut diamini oleh Alwin dan Reinaldo kepada detikINET, Selasa (11/9/2018).
Skema ini ditujukan agar konsumen mendapatkan sneakers after-market dengan harga yang sesuai dengan harga pasaran. Informasi harga pasaran ini juga banyak digunakan user yang ingin menjual sneakers koleksinya sebagai acuan harga jual.
![]() |
Sedangkan efisiensi pencarian sneakers, maksudnya adalah, konsumen akan dimudahkan dalam mencari sneakers yang diinginkan dari sistem berbasis website dari ribuan database sneakers yang setiap hari berkembang.
"Selain di website, baik itu desktop maupun mobile, kami juga tengah mengembangkan aplikasi berbasis iOS dan Android yang akan menyusul setelah ini," lanjut Alwin.
Mimpi Jadi Unicorn
Dari klaim yang disampaikan oleh Eko dan Alwin, detikINET pun ikut mencoba sendiri kemudahan yang ditawarkan. Sepatu yang dijual di kickavenue.com ini terjamin keasliannya karena telah diverifikasi oleh orang-orang yang berkompeten di bidangnya.
Selain itu di dalam paket pembeliannya juga terdapat kartu garansi. Pada kartu garansi tersebut tertera nomor seri, tanggal verifikasi dan telah ditandatangani oleh verifikator.
![]() |
Kick Avenue juga memberikan garansi jika sepatu yang diterima pembeli tidak sesuai seperti yang tertera pada website. Dengan catatan tag yang menempel di sepatu tetap utuh seperti kondisi saat pembeli menerima barang yang dipesan.
Perusahaan yang beralamat di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan ini mempunyai banyak koleksi sepatu dari brand-brand terkenal seperti Nike, Adidas, Vans, Converse, Asics, Under Armour dan Louis Vuitton. Bahkan Kick Avenue mempunyai koleksi eksklusif seperti dari brand hype Supreme, KAWS, Undefeated dan masih banyak lagi.
![]() |
Beragam produk itu tentunya tak semua dimiliki oleh Kick Avenue, melainkan dari hasil kerja samanya dengan banyak penjual atau reseller dengan tingkat integritas yang tinggi.
Pembeli rasanya tak perlu khawatir dengan keaslian produk yang dibeli melalui kick avenue karena sebelum sampai ke tangan pembeli, produk dari penjual akan dikirim ke pihak kick avenue untuk dilakukan proses verifikasi keaslian.
Lalu berapa lama proses verifikasi berlangsung? Eko menyebut proses tersebut hanya akan memakan waktu kurang dari 24 jam. Selain itu, di Kick Avenue kita bisa membeli sepatu yang diinginkan dengan cara mengangsur. Mereka telah bekerja sama dengan berbagai bank dan lembaga keuangan.
Semua dijalani oleh Kick Avenue dari sebuah ruko di bilangan Simprug, Jakarta Selatan. Mereka terus menjalaninya hingga kini, dengan sebuah impian setinggi langit, menjadi unicorn baru di dunia startup yang telah lebih dulu dipimpin oleh Go-Jek, Tokopedia, Bukalapak, dan Traveloka.
"Kami tak cuma mau jadi pemain market place sneakers di Indonesia saja. Kami juga punya planning untuk goes regional. Mudah-mudahan, dalam waktu dekat impian kami jadi unicorn bisa tercapai," tandas Eko. (rou/agt)