Xiaomi Malah Terkapar Saat Lepas Saham Perdana
Hide Ads

Xiaomi Malah Terkapar Saat Lepas Saham Perdana

Virgina Maulita Putri - detikInet
Senin, 09 Jul 2018 11:58 WIB
CEO Xiaomi, Lei Jun. Foto: Xiaomi
Hong Kong - Saham Xiaomi jatuh dari nilai penawaran awal saat debut penjualan di Hong Kong. Jatuhnya nilai saham Xiaomi diperkirakan karena timing yang tidak tepat berkaitan dengan perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

Nilai saham Xiaomi saat perdagangan dibuka sebesar HKD 16,60, dibandingkan dengan nilai saat IPO sebesar HKD 17. Xiaomi juga menetapkan harga saham yang paling rendah dari kisaran HKD 17 hingga HKD 22.

Penerimaan bersih Xiaomi dari hasil IPO sebesar HKD 23,98 miliar, setelah dipotong biaya penjaminan dan biaya relevan lain. Nilai valuasi perusahaan yang didirikan Lei Jun ini pun 'hanya' menjadi USD 54,3 miliar, setengah dari target USD 100 miliar. Analis memperkirakan jatuhnya nilai saham Xiaomi diakibatkan oleh timing yang tidak tepat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



"IPO Xiaomi memiliki jendela listing yang tidak menguntungkan, semacam menjadi korban dari ketegangan perdagangan AS-China yang terus meningkat," kata Director of Asset Management Ample Capital, Alex Wong Kwok-ying, dikutip detikINET dari South China Morning Post, Senin (9/7/2018). "Investor takut untuk menjajaki [pasar] saat ini," tambahnya.

Pendiri Xiaomi, Lei Jun sendiri menganggap debut ini sebagai tantangan yang dapat dihadapi oleh perusahaannya. "Walaupun kondisi ekonomi makro jauh dari ideal, kami percaya perusahaan hebat dapat menghadapi tantangan ini dan menunjukkan keistimewaannya," kata Jun dalam pidatonya setelah debut Xiaomi di pasar saham Hong Kong.

Penawaran Xiaomi di Hong Kong juga disambut dengan dingin oleh investor. Hal ini dikarenakan investor kurang yakin karena valuasi tinggi berdasarkan klaim bahwa Xiaomi adalah perusahaan internet, bukan sebagai produsen perangkat keras.

Perusahaan yang didirikan delapan tahun ini berencana untuk menggunakan 30% dari hasil penerimaan IPO untuk penelitian dan pengembangan, 30% untuk memperkuat kemampuannya di sektor internet of things (IoT), 30% untuk ekspansi global, dan sisanya untuk modal dan urusan finansial perusahaan lainnya.


Tonton juga video: 'Waduh! Xiaomi Rugi Rp 15 Triliun'

[Gambas:Video 20detik]

(fyk/rou)