Menurut Chief Technology Officer (CTO) Hitachi Vantara Hubert Yoshida dan CTO Hitachi Vantara untuk kawasan Asia Pasifik Russell Skingsley, salah satu kunci terpenting bagi perusahaan adalah adopsi platform Internet of Things (IoT). Keduanya mengklaim apabila solusi IoT mampu mempercepat transformasi digital perusahaan.
"Membangun solusi IoT yang memberikan nilai nyata bisa menjadi sulit tanpa arsitektur dasar yang tepat dan pemahaman yang mendalam tentang bisnis untuk mensimulasikan dan mendigitalkan entitas dan proses operasional dengan benar. Di sinilah pilihan platform IoT dan pilihan penyedia layanan yang berpengalaman merupakan hal penting," ujar Yoshida di Jakarta, Rabu (31/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pemaparan terhadap adopsi IoT sebagai kunci penting transformasi digita ini disampaikan dalam Hitachi Advantage Roadshow di Ayana MidPlaza Hotel, Jakarta. Dalam kesempatan ini, Hitachi Vantara juga memperkenalkan solusi terbarunya, platform IoT Lumada.
Dibangun di atas pengalaman andal Hitachi di bidang OT dan IT selama 107 tahun, Lumada diklaim siap memberikan pengalaman manajemen data yang fleksibel dan dapat diakses di mana saja, kapan saja melalui kemampuannya untuk menyajikan perubahan data dalam sebuah organisasi secara live.
Masih dalam kesempatan yang sama, Hitachi juga memprediksi tren yang terjadi di tahun 2018. Menurutnya teknologi object storage akan menjadi tren di tahun ini, mengingat kemampuan mengakses data selalu menjadi masalah yang pertama kali dihadapi perusahaan saat memulai transformasi digital mereka.
"Ilmuwan data mengatakan kepada kita bahwa 80% dari pekerjaan yang terlibat dalam memperoleh wawasan analitis dari data adalah pekerjaan yang membosankan untuk memperoleh dan mempersiapkan data," papar Skingsley.
Menurutnya, konsep danau data (data lake) memang memikat, tapi pengguna tidak bisa hanya menuangkan data ke dalam satu sistem, kecuali data itu benar dibersihkan, diformat dan diindeks atau diberi tag dengan metadata sehingga danau data akan sadar konten. "Kalau tidak begitu, Anda berakhir dengan rawa data (data swamp)," pungkasnya. (mag/afr)