.webp)
Demikian seperti disampaikan Genady Chybranov, Director Financial Technology Innovation Hitachi Data System, Hitachi Vantara. Pasalnya dengan membenamkan kecerdasan buatan di layanan Fintech, memungkinkan perusahaan bisa lebih banyak mengakses informasi yang ada.
Tapi bukan sekadar mengakses informasi, melainkan benar-benar memahami data. Yang mana selanjutnya informasi yang didapat dari pendalaman terhadap data tersebut bisa dimanfaatkan untuk lebih jauh mengenali pengguna.
"(Kecerdasan buatan) memungkinkan akses informasi yang masif. Kita bisa memperoleh informasi dalam jumlah yang besar dengan memahami data. Kita jadi bisa mengerti isi data, untuk mengetahui kebiasaan pengguna, dan lain-lain," jelasnya, di Midplaza, Jakarta.
Dengan memahami data, perusahaan bisa memahami pengguna. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk menghadirkan layanan yang paling sesuai dan dibutuhkan.
Meski Fintech mulai bermunculan, Genady menyebut kehadiran Bank konvensional masih belum akan tergantikan. Terutama untuk melayani pengguna yang masih suka mencari tahu informasi secara langsung, atau sekadar mengadukan keluhan.
"Kantor cabang Bank tidak bisa digantikan (oleh Fintech), walau saat ini banyak orang yang selalu melakukan transaksi secara mobile. Bank tetap dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan atau keluhan pengguna," ujar Genady.
Pun begitu Genady mengakui kalau saat ini sudah mulai banyak pengguna yang melakukan transaksi secara online. Oleh karenanya, Bank juga selalu berusaha memberikan pengalaman terbaik bagi penggunanya.
"Sekarang banyak Bank telah mengajak pengguna menggunakan aplikasi perbankan. Mereka berusaha memberikan pengalaman terbaik bagi pengguna. Fintech semacam ini masih akan terus berkembang," pungkasnya.
(yud/rns)
