TDK mengklaim kapasitas produksi pabrik tersebut akan mampu menyentuh angka produksi ponsel sebanyak 400 ribu unit per bulan. Selain itu kehadiran pabrik baru ini juga menjadi upaya TDK yang ingin mendukung industri dalam negeri, khususnya demi memenuhi kebijakan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).
"Kemampuan produksi hingga 15 ribu per hari ini merupakan sebuah prestasi yang bisa membanggakan produksi telematika industri di Indonesia," ujar Hendryk L. Karosekali, CEO PT TDK, dalam keterangannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sudah mampu merakit ponsel kelas atas, bahkan premium sekalipun. Seperti seri Motorola Moto Z dan Moto Z play," imbuhnya.
Di sisi lain, makin konsistennya manufaktur yang menjawab aturan TKDN secara otomatis juga mengerek perekonomian rakyat, terutama yang berada di sekitar pabrik. Sedangkan secara luas, industri perponselan bakal makin tumbuh dan berkembang seiring bertambahnya manufaktur ponsel. Sehingga bukan mimpi bila suatu saat ada ponsel buatan lokal yang bisa mendunia.
"Di China, pabrikan produsen ponsel berawal dari perusahaan Electronic Manufacturing Service (EMS). Lama-lama mereka belajar dan meningkatkan kemampuan teknologi dan bermunculanlah produsen-produsen ponsel di negara tersebut yang mendunia," kata Hendrik.
Hal ini juga diamini Adrie R. Suhadi, Country Lead Mobile Business Group, Lenovo Indonesia. Menurutnya peluang EMS memproduksi ponsel secara mandiri memang sangat terbuka. Meski tetap kembali pada kesiapan industri dan pendukung lainnya.
"Saat ini TDK mampu menjadi pabrikan yang punya kualitas sangat baik, terutama dalam merakit ponsel Lenovo dan Motorola," ucapnya.
(yud/yud)











































