Maximiliano secara khusus menyebut nama layanan Go-Jek ketika bertemu dengan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara di sela pertemuan itu. Ia bahkan mengaku tertarik untuk mempelajari tentang Go-Jek lebih lanjut.
"Masyarakat Brasil tahu tentang Go-Jek dari pemberitaan media. Mereka sangat tertarik dengan cara Go-Jek bekerja di era transportasi digital saat ini," ujar Maximiliano saat bertemu Rudiantara yang kala itu membahas soal masalah Gini Ratio.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Hal ini terpancar dari Gini Ratio negara-negara anggota G20, termasuk Indonesia. Kesenjangan distribusi kesejahteraan yang tinggi berdampak pada angka pengangguran yang naik dan miskinnya kesempatan.
"Kita harapkan pertemuan G20 Digital Ministers Meetings ini akan memberikan fokus pada solusi digitalisasi dengan model bisnis yang inovatif melalui sharing ekonomi, , financial inclusion, dan workforce digitalisation untuk mengurangi kesenjangan distribusi kesejahteraan," ungkap Rudiantara.
Indonesia memiliki pengalaman mendukung berjalannya platform dengan solusi digitalisasi untuk mengurangi kesenjangan distribusi kesejahteraan. Melalui digitalisasi UMKM melalui marketplace terbukti memberi peningkatan pendapatan. Selain itu workforce digitalization telah memberikan kesempatan bagi siapa saja, termasuk perorangan, untuk memulai kesempatan usaha atau memiliki usaha sendiri.
Hal ini salah satunya ditunjang berkat keberhasilan dari layanan transportasi yang memanfaatkan sistem menajemen pemesanan daring seperti Go-Jek. Lebih lanjut Menkominfo juga menjelaskan kepada Brazil Vice Minister mengenai bagaimana Go-Jek, Tokopedia, OLX, Halo Doc dan platform lainnya membawa inovasi teknologi digital untuk membantu masyarakat dalam mengurangi Gini Ratio.
Penyelenggarakan program-program inkubasi dan pengembangan beragam model bisnis ekonomi digital terbukti praktis, efektif, dan scalable untuk mengurangi ketimpangan pendapatan dan kesejahteraan, melalui pemberdayaan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). (rou/asj)