'Tukang fotokopi' di sini bukan merujuk pada sosok seseorang, tetapi perusahaan. Mereka adalah Fuji Xerox, yang saat ini jadi rumah bagi 45.397 (per Maret 2016) orang karyawannya.
Fuji Xerox didirikan pada tahun 20 Februari 1962 dimana saat itu komposisi kepemilikan 50% saham dipegang oleh Fuji Film dan 50% sisanya dimiliki Rank Xerox. Rank Xerox kemudian digabung ke dalam Xerox Corporation pada tahun 1997
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, saat berstatus sebagai 'tukang fotokopi' inilah nama Fuji Xerox kian berkibar. Setelah itu perlahan mereka terus melesat lewat ditandainya inovasi pada mesin fotokopi multifungsi yang diklaim pertama di dunia, Xerox Printer 100, yang diluncurkan pada tahun 1987.
Xerox lantas memindahkan operasi wilayah China dan Hong Kong ke Fuji Xerox pada tahun 2000. Sekaligus mendorong Fujifilm Holdings meningkatkan kepemilikan sahamnya menjadi 75% pada tahun 2001.
Masashi Honda, Senior Vice President Fuji Xerox serta President & CEO Fuji Xerox Asia Pasifik mengakui jika pada awal kelahirannya, Fuji Xerox masih kental dikenal sebagai inovator di industri percetakan (printing).
"Namun itu dulu, semakin lama kami terus berevolusi hingga akhirnya kini tak lagi cuma jual produk, melainkan sudah menjadi penyedia layanan solusi bisnis," ujarnya saat menjamu kunjungan sejumlah media Asia Pasifik, termasuk detikINET, di kantor pusat Fuji Xerox di Tokyo, Jepang, (29/11/2016).
Hal ini ditunjukkan dengan semakin besarnya kontribusi dari segmen global & production services Fuji Xerox yang dibandingkan dengan sektor office products dan office printers. Dimana pada tahun 2009, global dan production services hanya menyumbang 32% net sales berbanding 68% untuk offices product dan printer.
Namun di tahun 2015, komposisi tersebut berubah, dimana kontribusi global & production services β yang menjadi lahan bisnis baru -- sudah melesat di angka 41% berbanding 59% untuk offices product dan printer.
Perubahan juga terjadi pada region yang menjadi target market Fuji Xerox. Pada tahun 2009, pasar overseas cuma berkontribusi 37% berbanding 63% untuk pasar Jepang. Tetapi di tahun 2015, pasar overseas versus Jepang sudah masing-masing menyumbang 50%.
![]() |
Big Data
Hiroshi Kurihara, President & Representatif Director Fuji Xerox menyarankan agar berbagai pihak tidak memandang remeh industri printer yang sekilas cuma terlihat jualan perangkat.
Padahal sebenarnya ada layanan nilai tambah di sini yang bisa dikreasikan. Dimana salah tujuan Fuji Xerox adalah penggunaan printer digital bisa menciptakan model bisnis baru ataupun memperkuat proses bisnis pelanggan.
"Bahkan industri printing juga sudah bisa dikaitkan dengan layanan cloud. Termasuk nantinya untuk melakukan analis informasi yang merupakan poin penting dalam era big data. Jadi tinggal klik dokumen dan mengirimkan ke rekan atau menaruhnya di cloud, informasi tersebut bisa langsung dianalisis," sebutnya .
"Data-data tersebut banyak yang masih bisa digali, karena sifatnya masih tidak terstruktur. Tapi dengan solusi analisa bisnis nantinya data yang tidak terstruktur tersebut bisa kita telaah untuk menjadi informasi yang lebih berharga. Jadi bagi industri printing sendiri peluang bisnisnya sangat besar, jadi tidak cuma menjual produk dan jasa," Kurihara memaparkan.
Urusan inovasi, Fuji Xerox telah memperkuat dirinya dengan membangun markas riset dan pengembangan mumpuni yang berada di Singapura, Amerika Serikat (FX Pal) serta di Jepang.
"Hadirnya teknologi dan gaya hidup baru turut membuat Fuji Xerox mengalami perubahan besar. Dimana kami tak lagi hanya menjual produk, tetapi layanan solusi total," pungkasnya. (ash/afr)