Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Kolom Telematika
Perubahan Digital Telah Tiba, Apakah Anda Siap?
Kolom Telematika

Perubahan Digital Telah Tiba, Apakah Anda Siap?


Penulis: Adir Ginting - detikInet

Foto: Sean Gallup/Getty Images
Jakarta - Perusahaan global sedang bergulat dengan perubahan. Gangguan perkembangan pasar dari mulai pemain baru dan perubahan perilaku konsumen yang didorong oleh perangkat mobile dan aplikasi online membuat pekerjaan menjadi sulit.

Dengan latar belakang tersebut, perusahaan menjadi rentan terhadap tantangan yang berubah dalam lingkungan kita, seperti serangan di dunia maya.

Berdasarkan 2016 Asia-Pacific Defense Outlook yang dikeluarkan oleh Deloitte Touche Tohmatsu Limited (DTTL), meskipun memiliki teknologi yang lebih maju dibandingkan negara-negara berkembang di kawasan Asia Pasifik, lima negara yang termasuk dalam 'Cyber Five' di Asia Pasifik yaitu Singapura, Korea Selatan, Selandia Baru, dan Jepang ternyata sembilan kali lebih rentan terhadap serangan dunia maya dibandingkan negara Asia lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan RI di Indonesia pada tahun 2015 terjadi peningkatan kejahatan cyber hampir empat kali lipat dibandingkan tahun 2014. Dan umumnya pelaku kejahatan cyber di Indonesia adalah orang Indonesia dengan target perusahaan yang ada di Indonesia. Tujuh sektor industri yang menjadi ancaman dari cyber attack yaitu sektor keuangan, transportasi, pertahanan, kesehatan, ketahanan pangan, pemerintah dan sektor migas

Memperkuat perusahaan Anda dari pembobolan data menjadi sangat penting sebagai langkah untuk bertahan dan meneruskan bisnis. Melindungi data adalah langkah awal penting untuk mencapai tujuan tersebut.

Kami sendiri pernah melakukan survei terhadap 2.200 responden di 18 negara sebagai bagian dari EMC Global Data Protection Index 2016 dan mengukur dampak dari gangguan data dan tingkat kepercayaan di antara perusahaan untuk menghadapi tantangan saat ini dan yang akan datang.

Penelitian kami juga mencatat perusahaan-perusahaan di kawasan Asia Pasifik dan Jepang mengalami kehilangan data yang tidak direncanakan dan sistem downtime dengan nilai lebih dari USD 2 juta dalam 12 bulan terakhir. Hal lain yang tidak kalah mengkhawatirkan adalah hasil survei mengungkapkan lebih dari 75% organisasi di kawasan Asia Pasifik dan Jepang tidak yakin pada kemampuan mereka untuk memulihkan data setelah gangguan.

Dengan meningkatnya ancaman yang berbahaya terhadap data dan berakibat pada tingginya biaya dari kehilangan data, apa yang dapat perusahaan lakukan untuk memproteksi data dan hal penting lain? Berikut adalah tiga cara untuk memproteksi data:

1. Lindungi cloud Anda, seperti yang Anda lakukan terhadap TI internal

Saat perusahaan di kawasan Asia Pasifik melangkah maju dalam perjalanan transformasi digital mereka, teknologi cloud akan menjadi elemen utama dalam strategi bisnis mereka. Berdasarkan survei kami, faktanya 47% perusahaan di kawasan Asia Pasifik saat ini menggunakan teknologi cloud untuk penyimpanan data jangka panjang.

Saat ini kurang dari 50% responden kami mengatakan mereka memproteksi data di cloud dari corruption dan kurang dari 50% memproteksi datanya terhadap penghapusan. Kenapa? Karena perusahaan ini yakin penyedia layanan cloud mereka memproteksi data mereka dari hal-hal tersebut, namun hal ini adalah sebuah kekeliruan. Kenyataannya, jika seorang pegawai tidak sengaja menghapus file atau terkena virus, hal tersebut umumnya tidak ditanggung oleh penyedia layanan cloud.

Untuk menghindari masalah-masalah ini, penting untuk merencanakan strategi proteksi data pada lingkungan TI cloud seperti yang Anda lakukan pada TI internal Anda.

Solusi software defined backup akan memungkinkan Anda untuk membuat jadwal backup data in-app Anda, baik di dalam maupun di luar lingkungan TI, untuk memastikan Anda selalu mempunyai versi data cadangan jika diperlukan. Selain itu juga memberikan Anda fleksibilitas untuk menyediakan proteksi data cloud ke cloud dan internal ke cloud untuk menghemat biaya.

2. Persiapan untuk hal yang paling buruk

Perencanaan bisnis yang berkelanjutan telah menjadi hal yang sangat penting, khususnya dengan adanya peningkatan ancaman – tidak hanya terhadap data primer tapi juga terhadap data yang telah di-backup dan diproteksi. Sebanyak 33% perusahaan di kawasan Asia Pasifik dan Jepang yang kami survei telah mengalami kehilangan data akibat pembobolan keamanan internal dan eksternal.

Satu cara untuk mempersiapkan diri dari kehilangan data yang tidak disengaja adalah dengan menciptakan salinan data yang diproteksi. Tapi masalahnya adalah ketika hacker berusaha untuk menghancurkan suatu bisnis, mereka dapat menyerang salinan data yang diproteksi.

Untuk mengatasi ancaman yang begitu cepat berubah, menggunakan sebuah solusi yang akan menciptakan panic room virtual untuk data Anda yang paling berharga akan mengisolasi data tersebut dari jaringan sistem yang dapat terkena serangan dunia maya. Hal ini juga akan memastikan data dapat disimpan kembali bahkan dari serangan yang lebih besar.

Baik memerangi peretas dunia maya yang menuntut uang sebagai tebusan untuk membuka data yang telah dienskripsi melalui ransomware atau risiko lain yang ditimbulkan untuk mem-backup dan memproteksi data, bersiaplah agar data terakhir Anda berada jauh dari jangkauan yang membahayakan

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia mendorong peningkatan pertumbuhan adopsi cloud. Menurut IDC, adopsi cloud di Indonesia diperkirakan tumbuh dengan kisaran 22% - 36% sedangkan total jumlah pengeluaran untuk solusi cloud tahun 2015 sebesar USD 230 juta dolar, sementara itu pekiraan pengeluaran untuk cloud pada tahun 2016 senilai USD 307 juta, dan untuk tahun 2017 bekisar USD 378 juta.

3. Perencanaan untuk masa depan

Lebih dari 88% perusahaan di kawasan Asia Pasifik dan Jepang dalam studi kami mengatakan solusi proteksi data mereka tidak akan mampu menghadapi tantangan bisnis mereka di masa depan.

Bila Anda memiliki tingkat kepercayaan rendah, saatnya untuk melihat kembali infrastruktur Anda dan berinvestasi dalam teknologi yang dapat menggabungkan disaster recovery dengan keberlangsungan bisnis dan proteksi data. Dengan cara mempersingkat waktu backup dan waktu pemulihan, solusi ini akan memastikan aplikasi penting ini selalu tersedia dan responsif, yang memungkinkan bisnis anda untuk berfokus pada inovasi daripada infrastruktur.

Saat Anda melanjutkan fase selanjutnya dari perkembangan bisnis dan meneruskan transformasi perusahaan, ini saatnya untuk bersiap menghadapi tantangan baru dalam ancaman dunia maya dengan merancang strategi proteksi data. Apakah Anda siap untuk menghadapi perubahan besar?

*) Penulis, Adir Ginting merupakan Managing Director Dell EMC Indonesia – Enterprise Business. (ash/ash)
TAGS







Hide Ads