CEO Yahoo: Tinggal atau Pergi dengan 'Parasut Emas'?
Hide Ads

Yahoo Dijual

CEO Yahoo: Tinggal atau Pergi dengan 'Parasut Emas'?

Ardhi Suryadhi - detikInet
Selasa, 26 Jul 2016 11:41 WIB
CEO Yahoo Marissa Mayer (Foto: GettyImages)
Jakarta - Bisnis inti Yahoo resmi dijual ke Verizon senilai USD 4,83 miliar atau sekitar Rp 63 triliun (USD 1 = Rp 13.157). Lantas bagaimana nasib sang nakhoda cantik Yahoo, Marissa Mayer?

Sulit dipungkiri jika penjualan Yahoo ke Verizon merupakan imbas dari gagalnya Mayer mengembalikan kejayaan sang pionir di industri internet tersebut. Padahal pasca dibajak dari Google untuk mengisi kursi CEO Yahoo pada tahun 2012 silam, tak sedikit pula yang berharap tinggi kepada Mayer.

Namun apa mau dikata, beberapa tahun berselang, Yahoo belum juga bisa bangkit dari keterpurukan dan kian jauh tertinggal dari Google dan Facebook. Sampai akhirnya keputusan strategis pun harus diambil dimana mantan penguasa internet itu harus dilego ke Verizon.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Punya pemilik baru tentu Yahoo diharapkan tampil lebih segar dan punya gebrakan-gebrakan handal. Dimana para analis menilai perubahan ini mau tidak mau harus mengorbankan sang CEO.

Namun dalam pernyataannya pasca pengumuman akuisisi, Mayer menegaskan rencananya untuk tetap berada di Yahoo. "Saya mencintai Yahoo dan bersemangat untuk melihat perubahan selanjutnya," ujarnya dalan sebuah conference call yang dikutip detikINET dari USA Today, Selasa (26/7/2016).

Ya, untuk sementara, Mayer masih akan memimpin Yahoo dalam periode transisi. Termasuk membantu integrasi bisnis Yahoo dan AOL (perusahaan internet anak usaha Verizon) ke dalam satu payung bisnis mobile dan online digital.

Pasalnya, bisnis yang diakuisisi oleh Verizon hanyalah bisnis inti dan brand Yahoo. Sementara itu kepemilikan saham 35,5% di Yahoo Jepang senilai USD 8,3 miliar serta 15% saham di raksasa e-commerce China Alibaba senilai USD 31,2 miliar tak menjadi bagian dari akuisisi Verizon.

Transisi dari akuisisi ini diharapkan bakal rampung pada kuartal pertama 2017. Dimana selanjutnya brand Yahoo akan dijalankan oleh Verizon, sedangkan sisa-sisa aset yang di luar kesepakatan akuisisi akan mengubah namanya dan menjadi perusahaan investasi publik.

CEO AOL Tim Armstrong memastikan bahwa kantor pusat Yahoo juga akan dipertahankan di Sunnyvale, Calif, Amerika Serikat. AOL sendiri diakuisisi Verizon pada Mei 2015 senilai USD 4,4 miliar.

Sosok Mayer pun tak asing bagi Armstrong. Keduanya merupakan kompatriot saat membela bendera Google belasan tahun silam. Mayer bergabung dengan Google pada tahun 1999, sementara Armstrong di tahun 2000.

"Saya sudah mengenalnya selama 20 tahun. Kami berteman, dan saya mengharapkan untuk bekerja sama lebih erat lagi dengannya saat ini dan di masa depan," kata Armstrong.

"Harapan saya adalah Marissa (Mayer) tetap memimpin Yahoo dan melanjutkan proses yang telah dilakukannya dan kami bisa bekerja sama untuk melakukan hal itu," lanjutnya.

Meski demikian, seorang sumber yang dekat dengan isu ini menilai jika masa depan Mayer tinggal menghitung waktu pasca Verizon jadi pemilik baru Yahoo.

"Mayer kemungkinan bakal pergi 6 hingga 9 bulan ke depan setelah deal akuisisi ini resmi diumumkan," ujar seorang sumber, seperti dilansir dari Business Insider.

The New York Times juga melaporkan bahwa Mayer bukanlah sosok yang diharapkan untuk bergabung dengan Verizon.

Namun jika Mayer ditendang pun sejatinya ia masih memiliki 'parasut emas'. Sebab dalam dokumen Securities and Exchange Commission (SEC) Yahoo disebutkan bahwa Mayer bakal mengantongi pesangon USD 54,9 juta (sekitar Rp 722 miliar) jika dipaksa pergi. Ada dua kondisi yang memungkinkan skenario ini terjadi, yakni adanya perubahan kendali alias pemilik baru di Yahoo atau Mayer dipecat.

Nah, kini tinggal tergantung keputusan Mayer, mau tetap setia di Yahoo atau loncat dengan 'parasut emasnya'? (ash/fyk)
Berita Terkait