Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Mengapa Microsoft Rela Akuisisi LinkedIn Rp 349 Triliun?

Mengapa Microsoft Rela Akuisisi LinkedIn Rp 349 Triliun?


Fino Yurio Kristo - detikInet

Foto: Getty Images
Jakarta - Microsoft rela membeli LinkedIn senilai USD 26,2 miliar atau Rp 349 triliun secara tunai, sebuah aksi akuisisi termahal sepanjang sejarah perusahaan yang didirikan Bill Gates dan Paul Allen itu. Mengapa Microsoft begitu niat mencaplok LinkedIn?

"LinkedIn adalah tool kunci untuk profesional, dengan 433 juta anggota dan lebih dari 2 juta di antaranya berbayar. Microsoft sendiri punya lebih dari 1,2 miliar user Office, namun tak memiliki jangkauan sosial dan harus bergantung pada Facebook, LinkedIn dan lainnya untuk menyediakan koneksi itu," tulis Tom Warren, kolumnis teknologi di The Verge.

"LinkedIn menyediakan Microsoft akses cepat ke lebih dari 433 juta anggota dan jangkauan sosial solid yang karena sifatnya yang profesional, cocok dengan software dan layanan Microsoft," tambah dia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nantinya, profil LinkedIn mungkin ditampilkan di layanan Microsoft semacam Outlook, Skype, Office dan bahkan Windows. Dalam memo internalnya, CEO Microsoft Satya Nadella sudah memiliki beberapa visi soal masa depan LinkedIn bersama Microsoft.

"Kombinasi ini akan memungkinkan pengalaman baru misalnya newsfeed LinkedIn menampilkan artikel berdasarkan proyek yang Anda kerjakan dan Office bisa menyarankan seorang pakar di LinkedIn untuk membantu tugas yang ingin Anda selesaikan," sebut Nadella.

Nama LinkedIn mungkin belum setenar jejaring sosial semacam Facebook, Instagram atau Twitter, namun ia memiliki keunggulan karena khusus menyasar kalangan profesional. Dan kabar baiknya menurut penelitian SimilarWeb, di kuartal I 2016, user menghabiskan lebuh banyak waktu di aplikasi LinkedIn ketimbang tahun sebelumnya yang berarti jejaring sosial ini makin diminati.

SimilarWeb juga mengatakan LinkedIn adalah website paling banyak dikunjungi nomor 28 di dunia dan ranking 14 di Amerika Serikat. Sekitar sepertiga trafik LinkedIn datang dari AS di mana user rata rata menghabiskan waktu 5 menit 16 detik tiap hari di aplikasinya.

Microsoft berencana menggeber monetisasi LinkedIn begitu proses akuisisi ini selesai, dengan strategi menumbuhkan pelanggan individual maupun organisasi serta melalui iklan. Proses akuisisi tersebut masih membutuhkan persetujuan dari regulator di Amerika Serikat, Uni Eropa, Kanada serta Brasil.

Uang sejumlah Rp 349 triliun itu akan dibayarkan Microsoft secara tunai. Proses akuisisi diperkirakan akan selesai menjelang akhir tahun 2016 ini. (fyk/fyk)
TAGS







Hide Ads